Jawapes probolinggo - DLH Kota Probolinggo kembali menorehkan prestasi di tingkat nasional. Tahun 2025, dua wilayah di kota ini berhasil meraih penghargaan bergengsi Program Kampung Iklim (ProKlim) yang diberikan Kementerian Lingkungan Hidup (KLH). RW 4 Kelurahan Jrebeng Lor meraih Trofi ProKlim Utama, sementara RW 02 Mayangan memperoleh Sertifikat ProKlim Utama.
Penghargaan tersebut diterima oleh Narahubung Koordinator ProKlim RW 4 Jrebeng Lor, Probi Fadil Rohman, dari Menteri Lingkungan Hidup RI Hanif Faisol Nurofiq, didampingi Deputi Bidang Pengendalian Perubahan Iklim dan Tata Kelola Nilai Ekonomi Karbon, di Jakarta, Senin (1/12). Turut hadir mendampingi, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Probolinggo Retno Wandansari serta Kabid Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup Aricandra Nurkholishari.
Fadil menyampaikan rasa bangganya atas capaian tersebut. "Penghargaan ini adalah hasil kerja keras seluruh kader ProKlim RW 4 dalam mewujudkan kampung anggur ramah lingkungan,"ujarnya.
Kepala DLH Kota Probolinggo Retno Wandansari menegaskan bahwa trofi yang diraih Jrebeng Lor menunjukkan kuatnya komitmen masyarakat dalam melakukan mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. Ia mencontohkan upaya penanaman dan pembibitan anggur selama lebih dari lima tahun, pengelolaan sampah, ketahanan pangan, menerapkan PHBS, pembuatan biopori, dan berbagai inovasi lingkungan lainnya.
"Semoga keberhasilan ini menginspirasi RW lain untuk ikut mengembangkan ProKlim. Semakin banyak lokasi ProKlim, semakin kuat ketahanan iklim Kota Probolinggo," tambah Retno.
Sementara itu, Aricandra menjelaskan keunggulan masing-masing lokasi. RW 4 Jrebeng Lor dikenal sebagai kampung anggur dengan beragam spesies yang dibudidayakan masyarakat. Di sisi lain, RW 02 Mayangan memiliki karakter unik berupa kawasan benteng bersejarah yang kini menjadi ruang terbuka hijau asri dengan berbagai jenis pohon.
Menurutnya, penilaian ProKlim berfokus pada partisipasi komunitas dalam aksi adaptasi dan mitigasi, ditopang kelembagaan yang kuat serta program yang konsisten lebih dari empat tahun. Kegiatan yang dinilai antara lain pengelolaan sampah, penanaman pohon, ketahanan pangan, ketahanan bencana, PHBS, konservasi air dan energi.
DLH Kota Probolinggo juga terus memberikan pendampingan melalui pembinaan bank sampah, pembuatan biopori, bimbingan teknis komposter POC, hingga pendampingan pengisian SRN. "Kami berharap lokasi yang sudah mendapat apresiasi dapat menularkan semangat ini ke wilayah lain," ujarnya.
Tahun 2025, sebanyak 1.327 lokasi mendaftar ProKlim melalui Sistem Registri Nasional – Pengendalian Perubahan Iklim (SRN PPI) KLH/BPLH, tersebar di 33 provinsi, 163 kabupaten, dan 59 kota. Setelah proses penilaian, Menteri Hanif menyerahkan 26 Trofi ProKlim Lestari, 50 Trofi ProKlim Utama, serta apresiasi bagi pemerintah daerah dan mitra pendukung.
Menteri Hanif menegaskan bahwa ProKlim merupakan pilar aksi iklim masyarakat yang konkret dan berkelanjutan. "ProKlim adalah langkah nyata bangsa Indonesia untuk berperan aktif dalam adaptasi dan mitigasi perubahan iklim. Energi perubahan itu lahir dari desa, kelurahan, hingga kota," tegasnya. Ia juga mendorong kolaborasi lintas sektor agar pendampingan di tingkat tapak semakin kuat dan merata.
Prestasi Kota Probolinggo ini menjadi bukti bahwa peran aktif masyarakat mampu memberikan dampak besar dalam menghadapi tantangan perubahan iklim dan menciptakan lingkungan yang lebih berketahanan.(Ko/Id)
View

Posting Komentar
Hi Please, Do not Spam in Comments