Jawapes Kota Probolinggo – Dugaan praktik suap dan intimidasi terhadap wartawan menyeret oknum aparatur sipil negara (ASN) di Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Probolinggo. ASN berinisial LK disebut mencoba membungkam media agar kasus penipuan yang menjeratnya tidak terekspos.
Kasus ini terungkap saat LK mendatangi rumah Bayu, korban penipuan, pada Minggu (27/9). Di hadapan sejumlah jurnalis, LK mengakui bahwa kasus penipuan yang sempat menyeret nama Kapolres dan anggota DPRD Kota Probolinggo adalah rekayasa dirinya sendiri.
Setelah pengakuan itu, LK diduga berusaha membujuk wartawan dengan mengundang mereka ke kediamannya. Ia menawarkan kerja sama iklan sebagai imbalan agar kasusnya tidak diberitakan.
“Dia menyampaikan penawaran agar pemberitaan dihentikan dengan dalih kerja sama iklan,” ungkap salah satu awak media.
Penawaran tersebut ditolak. Namun, LK kembali melakukan langkah serupa di sebuah warung kopi di Jalan Brantas, Kelurahan Pilang. Saat tiga jurnalis berbincang, ia diduga meninggalkan sejumlah uang di meja meski sudah ditolak. Aksi itu memperkuat dugaan adanya suap untuk menekan pemberitaan.
Sekretaris DLH Kota Probolinggo, Haris, yang baru menjabat, menyatakan masih akan melaporkan hal tersebut ke Kepala Dinas.
“Saya baru Dinas mulai hari ini. Kasus ini pernah saya dengar, tapi detailnya baru tahu dari rekaman video,” ujarnya kepada Jawapes.
Sementara itu, upaya klarifikasi langsung ke Kepala DLH Kota Probolinggo, Retno Wandansari, justru memicu ketegangan. Seorang jurnalis mengaku suasana wawancara berubah menjadi forum yang terkesan menekan.
“Di ruang Kadis sudah ada beberapa orang termasuk LK. Situasinya seperti sidang, bukan wawancara. Saya merasa dihalang-halangi untuk menjalankan tugas jurnalistik,” ungkap awak media Jawapes, Minggu (5/10/2025) dalam laporannya ke redaksi.
Kasus dugaan suap dan intimidasi terhadap wartawan ini semakin menyorot integritas ASN dan kebebasan pers di Kota Probolinggo. (Id)
View
Posting Komentar
Hi Please, Do not Spam in Comments