Cegah Abrasi, Dirjen PPDT Tanam Bibit Mangrove di Pantai Cemara

Cegah Abrasi, Dirjen PPDT Tanam Bibit Mangrove di Pantai Cemara
Dirjen PPDT melakukan penanaman bibit mangrove secara simbolis di Pantai Cemara

 

Jawapes, SITUBONDO - Sekretaris Daerah Kabupaten (Sekdakab) Situbondo, Wawan Setiawan, SH.,MH., membuka acara Field Action Desa Peduli Perubahan Iklim melalui aksi penanaman mangrove, yang diselenggarakan di tepi Pantai Cemara, Desa Duwet, Kecamatan Panarukan, Rabu (16/11/2022).


Pantauan di lokasi kegiatan penanaman bibit mangrove, turut hadir Dirjen Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal (PPDT) Ir. Eko Sri Haryanto, MM., Jajaran Forkopimda, Kepala DPMD Situbondo, Kepala OPD, CEO Yagasu, Forpimka Panarukan, Camat diwilayah tengah, Kepala Desa Duwet dan pendamping desa serta tamu undangan.


Kepada awak media, Dirjen PPDT Eko Sri Haryanto mengatakan, ada sekitar 6.000 bibit mangrove yang disiapkan dan sudah ditanam, saat ini melaksanakan penanaman secara simbolis. Sebenarnya penanaman mangrove di Kabupaten Situbondo potensinya bisa melebihi 60 hektare karena dapat dikembangkan lagi. Pihaknya bekerja-sama dengan Yagasu untuk membangun ekosistem tanaman mangrove. Dia berharap tanaman mangrove yang sudah ada agar digali potensinya, seperti dibuat manisan dan lainnya. 


"Adapun manfaat dari tanaman mangrove, yang pertama adalah sebagai penahan atau pelindung apabila terjadi abrasi. Kedua, sebagai penghasil ekonomi dengan memanfaatkan tanaman mangrove, seperti getahnya dibuat untuk alat pewarna batik," jelasnya.


Usai membuka kegiatan tersebut, Sekdakab Wawan Setiawan menyampaikan, atas nama Pemkab Situbondo mengucapkan terima-kasih kepada Kementerian Desa PDTT RI karena pihaknya mendapatkan lokasi untuk pengembangan mangrove di Desa Duwet ini. Seperti penyampaian Dirjen PPDT tadi, bahwa potensi di Kabupaten Situbondo luar biasa. Memiliki garis pantai 150 kilometer, sehingga bisa menjadi lokasi untuk pengembangan bakau. Kemarin Bupati Situbondo mengembangkan tanaman bakau di Kampung Blekok.


"Disana (kampung blekok) ada tumbuhan bakau dan sudah beberapa kali dilakukan penanaman, tetapi yang hidup sekitar 30 persen. Jadi harus rajin disulami karena pertumbuhan bakau dibawah usia 3 sangat lambat. Oleh karena itu, kita bersyukur karena pak dirjen telah menghubungkan dengan pegiat lingkungan untuk mendampingi pengembangan selanjutnya," ujarnya.


Lebih lanjut, Sekdakab Situbondo menambahkan, penyiapan masyarakat menjadi penting karena untuk pemeliharaan selanjutnya harus ada keterpaduan, yaitu antara pemerintah desa dan masyarakat. Tentunya Pemkab Situbondo akan mensupport kegiatan ini. (Fit/Fin)


Pembaca

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama