Trauma dan Takut Akibat Dibuli.! Kepsek SDN 1 Palapa Tanjung Karang Tutup Mata


Trauma dan Takut Akibat Dibuli.! Kepsek SDN 1 Palapa Tanjung Karang Tutup Mata


Jawapes Bandar Lampung -Telah terjadi peristiwa pembulian pada salah satu murid. Kejadian ini sudah berlangsung selama 1(Satu) tahun lebih yang dilakukan oleh anak anak kelas 5c di SDN 1Palapa Tanjung Karang, Bandar Lampung, Provinsi Lampung.

Kejadian tersebut dialami oleh anak yang bernisial KPA. Selama ini, tidak ada tindakan tegas oleh pihak sekolahan setempat. 
Seharusnya pihak dewan guru atau ibu guru Herma selaku walikelas, melaporkan ke Kepala Sekolah.


Menurut Riyan orang tua KPA, Ibu guru Herma, Wakil Kepsek Ridwan, Bella serta Muktar setelah didatangi terkait hal tersebut oleh orang tuanya KPA agar dilakukan penyegaran atau dipisah untuk sementara demi kebaikan. Tetapi pihak sekolah enggan memberikan solusi.

Lanjutnya, Anak-anak yang melakukan perbuatan pembulian yaitu Meza, Atalie dan Alya. Mereka bertiga masih tetap melakukan perbuatan pembulian terhadap KPA. Seakan akan metutupi dan diduga melakukan pembiaran ungkap orang tua KPA.

"Perbuatan pembulian tersebut dilakukan oleh ketiga anak atau kawan dari anak kami. Hal itu diduga sudah masuk rana atau pasal pengeroyokan terhadap anak kami, bahkan anak kami malah diintimidasi oleh guru walikelasnya Herma," jelas Riyan.

Herma sempat mengatakan, bila anak ini tidak ingin diganggu oleh anak anak bertiga itu, pihak orang tua agar supaya membuat kelas sendiri. "kan aneh bahasa guru, padahal Guru itu diguguh dan ditiru namun bahasa dan karakter Herma tidak mencerminkan sebagai guru atau tak patut jadi guru," ujarnya.

Sangat disayangkan hingga sampai saat ini tidak ada tindakan tegas dan solusi yang dialakukan oleh pihak sekolah untuk menanggapi permasalah itu bahkan dari Kepsek Ridawan, wali kelas, Makmuktar terlebih lagi Ibu Kepala Sekolah tidak ingin menyikapi serta tidak ingin bertemu pihak dari orang tua yang menginginkan suatu hal yang baik.

Masih menurut Riyan, pada hari Sabtu 22 Oktober 2022 lalu pihak wali kelas mengatakan Kepala Sekolah lagi sedang kerikan. Sehingga menunggu lebih dari 1 jam diruang tunggu tapi tak kunjung bertemu. Terpaksa pulang.

Pada intinya pihak sekolah dan guru guru telah menutup mata serta telinga. Seakan akan melakukan pembiaran bagi anak anak yang melakukan pembulian.

"Sedangkan berdasarkan hasil pertemuan dengan beberapa guru wali kelas, wakil Kepsek serta guru guru yang lain mereka akan melakukan daring terhadap anak anak tersebut dihari Seninnya namun, setelah masuk kelas, anak kami masih menemukan anak anak yang melakukan perbuatan tersebut, bahkan mengajak anak anak lain untuk memusuhi dan mengolok ngolok anak kami,"
terangnya.

"Atas peristiwa tersebut, anak saya sudah tidak mau sekolah, trauma dan ketakutan. Sehingga dengan terpaksa akan kita usahakan memindahkan anak kami kesekolah yang lain,"
kata orang tua KPA.

"Saya berharap Kepala Dinas Pendidikan dan Gubernur bahkan Pemerintahan RI yang membidangi, agar untuk menindak lanjuti keluhan kami para wali murid yang anaknya di buli segera, supaya tidak terulang kembali peristiwa macam ini kepada anak anak didik yang lain dan agar tidak dialami oleh anak didik yang lain peristiwa seperti ini,"
harap Riyan. Minggu(30/10/ 2022).
(CSan/ Yus L)
Baca Juga

Pembaca

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama