Jawapes Batanghari – Seminar “Membangun Narasi Sejarah Kesultanan Jambi sebagai Edukasi bagi Negeri Jambi” di Universitas Batanghari (Unisba) berlangsung sukses dengan ratusan peserta dari akademisi, pelajar, dan pemerhati budaya. Namun penyelenggara menilai dukungan Pemerintah Daerah Kabupaten Batanghari sangat minim karena hanya Diskominfo yang hadir, sementara OPD lain tidak merespons surat permohonan dukungan yang dikirim sejak jauh hari.
Ketua MPS Batanghari, Hari Fajar Krisna, menegaskan seluruh administrasi dan permohonan bantuan sudah disampaikan lengkap, tetapi hingga acara digelar tidak ada dukungan nyata dari Pemda.
“Walaupun dalam sambutannya Asisten I Pak Rifa’i menyampaikan permohonan maaf atas belum adanya support dari Pemda, tetap saja kami sangat kecewa. Kegiatan seperti ini seharusnya didukung penuh karena menyangkut hal mendasar tentang sejarah Batanghari,” ujar Fajar, Kamis (27/11/2025).
Narasumber Dr. Irmawati Sagala menilai ketidakhadiran OPD menunjukkan lemahnya perhatian pemerintah terhadap sejarah.
“Kajian sejarah bukan hanya untuk akademisi. Ini membangun kesadaran kolektif masyarakat. Jika pemerintah tidak hadir, ruang edukasi publik akan makin sempit,” katanya.
Drs. Ujang Hariyadi menegaskan seminar sejarah Kesultanan Jambi seharusnya menjadi prioritas pemerintah daerah.
“Sejarah Kesultanan Jambi adalah fondasi budaya. Pemerintah harus melihat kegiatan ini sebagai investasi jangka panjang bagi generasi muda,” tegasnya.
Asisten I Bupati Batanghari, Rifa’i, menyampaikan permintaan maaf atas lemahnya dukungan Pemda.
“Kami mohon maaf atas belum maksimalnya dukungan pemerintah daerah. Ke depan kami akan berupaya agar kegiatan sejarah dan budaya mendapat perhatian lebih,” ungkapnya.
Rektor Universitas Batanghari, Dr. Ansori, menegaskan komitmen kampus dalam menjaga warisan sejarah.
“Kampus hadir bukan hanya untuk pendidikan formal, tetapi juga untuk merawat sejarah daerah. Dukungan pemerintah sangat diperlukan,” ujar Ansori.
Sekretaris MPS Batanghari, Kurniawan, memberikan kritik tajam.
“Wajar saja Batanghari lambat berkembang jika kegiatan edukatif seperti ini tidak dianggap penting. Literasi sejarah harusnya menjadi prioritas,” ujarnya.
Di tengah minimnya dukungan pemerintah, antusiasme masyarakat justru menjadi penopang utama. Fajar menyampaikan terima kasih atas donasi sukarela warga.
“Kami berterima kasih kepada masyarakat Batanghari yang membantu, meski hanya sepuluh atau dua puluh ribu rupiah. Dukungan itu sangat berarti. Tanpa masyarakat, seminar ini tidak mungkin terlaksana,” tutupnya.
Seminar ini diharapkan menjadi momentum kebangkitan kesadaran sejarah Jambi dan pengingat pentingnya peran pemerintah daerah dalam mendukung literasi budaya dan sejarah bagi generasi muda. (Red)
View

Posting Komentar
Hi Please, Do not Spam in Comments