Akibat Cuaca Buruk, Para Nelayan Tak Dapat Melaut

Keluhan para nelayan, berharap perhatian dari Pemerintah Pusat membangun penangkal gelombang


Jawapes, KEBUMEN - 
Musim timur dan cuaca buruk yang menyapa di perairan laut Kebumen membuat nelayan tidak bisa melaut, akibatnya tangkapan ikan menyusut. Puluhan nelayan di Kabupaten Kebumen yang biasa mencari ikan di laut, kini hanya bisa menyandarkan kepalanya di pesisir pantai. Lantaran merasa takut dengan gelombang tinggi yang saat ini kerap terjadi. 

Salah satu nelayan dan juga sebagai Ketua Rukun nelayan Desa Pasir, Kecamatan Ayah Kabupaten Kebumen, Sarikin mengatakan, bahwa adanya angin timur dan gelombang tinggi di perairan laut Kebumen, para nelayan tidak bisa melaut akibat gelombang yang tinggi disertai angin timur dan ini sangat mempengaruhi hasil tangkapannya yang berkurang secara drastis.

"Bila nelayan tetap memaksakan untuk mencari ikan, maka akan merugi lantaran biaya operasional yang besar sementara hasil kurang," ungkap Sarikin, Senin (10/11/2025).

Ia mengaku, sudah beberapa bulan para nelayan tidak bisa melaut, terjadinya cuaca ekstrim di sejumlah perairan di Kebumen sangat berdampak pada perekonomian masyarakat nelayan.

"Mayoritas warga pasisir, mata pencahariannya adalah sebagai nelayan. Padahal potensi ikan yang sebenarnya pas saat musim angin timur, seperti ikan bawal putih dan Ubur-ubur," ujarnya.

Selain itu, kata Sarikin dikatakan, untuk kendala kami dalam beraktivitas saat melaut dan saat keluar masuk kapal itu sangat susah sekali,  Apalagi pada saat gelombang tinggi naik, di karenakan pantai nya yang berbatuan. 

"Dari beberapa ratus perahu, hanya 30 persennya saja yang beraktivitas melaut,"ungkapnya.

Sarikin juga berharap, dan meminta kepada Pemerintah Kabupaten Kebumen agar segera merealisasi untuk segera membangun penangkal gelombang laut agar bisa mengurangi gelombang besar pada saat musim angin timur seperti sekarang ini, pintanya. 

Sementara, Kepala tempat pelelangan ikan (TPI) Desa pasir Mochammad Samsyul menjelaskan, akibat cuaca ekstrem di perairan Kebumen, para nelayan kesulitan mencari ikan.

"Laut saat ini belum bersahabat, kalau dipaksakan, di khawatirkan akan berdampak negatif pada keselamatan para nelayan," tutur Samsyul. 

Menanggapi terkait dengan usulan yang di sampaikan oleh nelayan, khususnya nelayan Desa Pasir, untuk pembangunan penangkal ombak (Break Water) sebenarnya untuk APBD Kabupaten Kebumen sendiri belum mampu membiayai.

"Break Water kita mengusulkan ke Kementrian Kelautan dan Perikanan. Sekarang untuk pengajuan di KKP, prosesnya sangat sulit sehingga usulan tahun sekarang di ACC nya, kita tidak tahu kapan," jelasnya.

Kebutuhan nelayan di Kebumen pada saat ini adalah lebih prioritas ke penangkal gelombang, agar nelayan lebih mudah melaut sepanjang tahun. 

"Kedepannya Pemerintah Pusat lebih memperhatikan lagi kebutuhan dari kampung nelayan merah putih, terutama untuk daerah-daerah dengan nelayan kecil seperti di Kebumen di sesuaikan dengan kebutuhan agar bisa meningkatkan produksi perikanan dan kelautan terutama perikanan tangkap," terangnya.(Khaidir/Eko)

Baca Juga

View

Post a Comment

Hi Please, Do not Spam in Comments

Lebih baru Lebih lama

Rizal Diansyah, ST

Pimpred Media Jawapes. WA: 0818306669

Countact Pengaduan