Tantangan Kedepan Bidang Peternakan Di Jatim, Dari Penyakit Hingga Inovasi

Tantangan Kedepan Bidang Peternakan Di Jatim, Dari Penyakit Hingga Inovasi

 

Jawapes Surabaya - Asosiasi obat hewan Indonesia (Asohi) Pengurus Daerah Jawa Timur bertema Outlook atau pandangan bisnis perunggasan Jawa Timur tahun 2023 di hotel Grand Mercure Ahmad Yani  Surabaya pada 14 Desember 2022.


Dalam acara tersebut dihadiri ratusan peserta dari mulai dari petetnak,  perwakilan berbagai  perusahaan  peternakan,  dokter hewan  serta instansi dinas peternakan Jatim dan kota/ Kabupaten.


Kapala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan Provinsi Jatim yang menjadi salah satu narasumber menyampaikan bahwa dalam mendukung ketahanan pangan terdapat beberapa faktor diantaranya dari segi konsumsi terjadi peningkatan konsumsi daging telur dan susu.


Tantangan Kedepan Bidang Peternakan Di Jatim, Dari Penyakit Hingga Inovasi

Sedangkan dari segi penyakit, munculnya penyakit hewan baru berjenis emerging disease akibat pemanasan global. Dari segi lahan, dapat terjadinya persaingan lahan HPT  lahan pertanian serta pemukiman dan dapat terjadinya Revolusi Industri 4.0 mendorong digitalisasi di semua sektor.


Iswahyudi melanjutkan bahwa dari Potensi sektor  peternakan di Jawa Timur Dalam mendukung ketahanan pangan salah satunya telah terdapat populasi sapi potong 4,9 juta ekor yang berkontribusi 27% terhadap populasi sapi potong nasional yang menempati peringkat satu nasional.


"Selain itu populasi kambing 3,7 juta ekor kontribusi 19% terhadap populasi kambing nasional dan menempati peringkat kedua nasional, populasi sapi perah yang berjumlah 305.342 ekor berkontribusi dan populasi ayam telur 52,9 juta berkontribusi 28% populasi dan peringkat satu nasional". Kata Iswahyudi.


"Ayam pedaging populasi 283 juta ekor berkontribusi 14% terhadap populasi ayam pedaging dan peringkat 2, sedangkan produksi ayam pedaging tertinggi di Jawa Timur yakni kabupaten Malang". Lanjutnya.


"Populasi tertinggi ayam petelur terdapat di Kabupaten Blitar, Tulungagung,Kediri, Kabupaten Malang". Terangnya.


Lanjut Iswahyudi bahwa Beberapa isu terkini yang berpengaruh terkait di  dunia peternakan Indonesia yakni perang Rusia Ukraina yang berdampak bahan baku pakan ternak melambung tinggi. Selain itu terdapat dampak pandemi covid 19 yang menurunkan daya beli produk peternakan.


"Serta data populasi yang kurang sesuai berdampak pada over supply dan terjadinya penurunan harga jual produk terjadi wabah PMK pada awal Mei 2022 provinsi di Indonesia dan telah terdeteksinya penyakit LSD sejak 2 Desember". Bebernya. 


"Perlu diketahui, kedua penyakit tersebut adalah penyakit eksotik yang sebelumnya tidak ada di Indonesia". Lanjutnya


Seperti yang Disampaikan Kabid Keswan tersebut, bahwa Saat ini infrastruktur pendukung Dinas Peternakan provinsi Jatim antara lain telah memiliki bank sperma dan penjaminan ketersediaan benih sperma beku untuk kawin suntik. 


Serta terdapat inovasi kompartemen bebas Avian influenza atau penyakit flu burung yang memungkinkan bisa meningkatkan potensi ekspor. (Red/A.F)


Pembaca

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama