Jawapes Surabaya - Sungguh seni budaya adalah salah satu simbol peradaban suatu Negara, seperti yang dilakukan Sanggar Bumi Laras Manunggal (BLM) menjaga keluhuran budaya dengan melakukan uri-uri budaya.
Sanggar BLM yang bertempat di Gayung Kebonsari no.60 Surabaya yang telah lama berdiri dan dilegalitaskan tahun 2019 kini telah mampu menjadi wadah seniman dalam berkreasi melestarikan budaya seperti wayang kulit, campur sari, reog jatilan dan jaranan.
Bahkan sanggar ini juga masih melakukan pengkaderan dari usia dini, dimana memberikan pelatihan gratis guna melahirkan bibit unggul di usia anak anak khususnya Wayang kulit dan campur sari.
Setiap hari Rabu seluruh dalang senior yang kompeten di dunia Wayang memberikan latihan kepada siapa saja yang mau belajar di tempat tersebut, dari anak anak, remaja hingga orang tua mereka di ajarakan betapa pentingnya menjaga seni dan kebudayaan di tanah air.
Dr. Suwito, SH., MH ketua Bumi Laras Manunggal menyampaikan, tujuan di dirikannya sanggar ini untuk melestarikan budaya nenek moyang kita dan mengkader generasi kita mulai anak-anak dan remaja untuk mengenali.
"Para senior pewayangan kami kumpulkan untuk melatih dan meningkatkan kemampuan generasi muda kita, mengingat tanggal 7 November pemerintah telah menetapkan sebagai hari Wayang Nasional," ungkap Suwito.
Sementara itu Kol. Inf. Dodiet Lumwartono selaku Pelindung sanggar Bumi Laras Manunggal tertarik dengan dunia Seni budaya ini karena memang kecintaannya.
"Seni dan Budaya adalah panggilan jiwa bagi saya," ungkap Dodiet.
Diteruskan Surono Gondo Taruno SSN/MSi selaku penasehat menyampaikan bahwa perkumpulan Bumi Laras Manunggal merupakan Pahlawan bagi seni dan budaya di Nusantara, karena budaya merupakan aktifitas yang menunjukan sikap, akhlak mulia dan budi pekerti terhadap peradaban Bangsa.
"Adanya Bumi Laras Manunggal berharap seluruh komponen masyarakat saling bersinergi guna menghidupkan dan melestarikan Budaya di Nusantara," tutup Surono. (Hari jp)
Pembaca
Posting Komentar