Jawapes Sidoarjo - Ratusan pelajar dari Sidoarjo, Pasuruan dan Surabaya terjaring oleh Polresta Sidoarjo yang menggelar razia bagi para pelajar yang akan ikut demo di Surabaya di depan ruko Gateway, Waru, Kamis (26/9/2019).
Dalam razia yang dipimpin langsung oleh Kapolresta Sidoarjo tersebut, sebanyak 117 pelajar atau sederajat dijaring dengan rincian :
- Sidoarjo
SMP : 20
SMA : 53
Lulus SMA : 1
- Pasuruan
SMP : 2
SMA : 16
Lulus SMA : 23
- Surabaya
Lulus SMA : 2.
Dalam wawancaranya dengan wartawan, Kapolresta Sidoarjo, Kombes Pol Zain Dwi Nugroho menyampaikan bahwa ada penyampaian pendapat umum yang tersebar di Surabaya seperti di Tugu Pahlawan dan Kantor DPRD Jatim. Sejak kemarin malam ada ajakan bagi para pelajar khususnya SMA/SMK se-Kabupaten Sidoarjo melalui medsos untuk menghadiri acara unjuk rasa di Surabaya.
"Sehingga kami bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Sidoarjo dan Propinsi untuk menghimbau kepada para pelajar SLTP/SMA/SMK bahwa ajakan tersebut bersifat hoax," tegasnya.
Lanjut Kapolresta, tadi pagi, Kamis (26/9/2019) setelah dilakukan razia ternyata banyak anak dibawah umur yang ingin ikut menghadiri unras di Surabaya.
"Lebih memprihatinkan lagi, anak-anak ini juga ada yang membawa kayu, besi serta poster yang bertuliskan tidak senonoh," jelasnya.
Sementara itu, pelajar yang ikut terjaring juga ada dari SMPN 1 Jabon sejumlah tiga orang, dimana setelah ditanya oleh gurunya yang hadir pada saat itu, mengatakan bahwa mereka akan ikut menghadiri acara unras di Surabaya lantaran ingin mengetahui terkait demo yang sedang viral saat ini.
Sedangkan menurut Kepsek SMPN 1 Jabon, Didik Winarko, ketika ditanya wartawan, mengatakan bahwa ketiga anak tersebut pada hari ini ya sekolah. Kemungkinan mereka keluar setelah jam istirahat siang.
"Kami akan memberikan arahan kepada anak didik kami yang terjaring ini, meski kami sudah pernah memberi sosialisasi terkait persoalan yang sedang terjadi di wilayah Indonesia," ujarnya.
Dari hasil razia ini, terkumpul ada 63 handphone, dimana nanti akan diselidiki lebih lanjut. Sedangkan untuk anak yang memakai seragam sekolah tetapi ternyata sudah tidak bersekolah lagi alias sudah lulus, juga akan diproses, tegas Kapolresta Sidoarjo.(tyaz)
View
Dalam razia yang dipimpin langsung oleh Kapolresta Sidoarjo tersebut, sebanyak 117 pelajar atau sederajat dijaring dengan rincian :
- Sidoarjo
SMP : 20
SMA : 53
Lulus SMA : 1
- Pasuruan
SMP : 2
SMA : 16
Lulus SMA : 23
- Surabaya
Lulus SMA : 2.
Dalam wawancaranya dengan wartawan, Kapolresta Sidoarjo, Kombes Pol Zain Dwi Nugroho menyampaikan bahwa ada penyampaian pendapat umum yang tersebar di Surabaya seperti di Tugu Pahlawan dan Kantor DPRD Jatim. Sejak kemarin malam ada ajakan bagi para pelajar khususnya SMA/SMK se-Kabupaten Sidoarjo melalui medsos untuk menghadiri acara unjuk rasa di Surabaya.
"Sehingga kami bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Sidoarjo dan Propinsi untuk menghimbau kepada para pelajar SLTP/SMA/SMK bahwa ajakan tersebut bersifat hoax," tegasnya.
Lanjut Kapolresta, tadi pagi, Kamis (26/9/2019) setelah dilakukan razia ternyata banyak anak dibawah umur yang ingin ikut menghadiri unras di Surabaya.
"Lebih memprihatinkan lagi, anak-anak ini juga ada yang membawa kayu, besi serta poster yang bertuliskan tidak senonoh," jelasnya.
Sementara itu, pelajar yang ikut terjaring juga ada dari SMPN 1 Jabon sejumlah tiga orang, dimana setelah ditanya oleh gurunya yang hadir pada saat itu, mengatakan bahwa mereka akan ikut menghadiri acara unras di Surabaya lantaran ingin mengetahui terkait demo yang sedang viral saat ini.
Sedangkan menurut Kepsek SMPN 1 Jabon, Didik Winarko, ketika ditanya wartawan, mengatakan bahwa ketiga anak tersebut pada hari ini ya sekolah. Kemungkinan mereka keluar setelah jam istirahat siang.
"Kami akan memberikan arahan kepada anak didik kami yang terjaring ini, meski kami sudah pernah memberi sosialisasi terkait persoalan yang sedang terjadi di wilayah Indonesia," ujarnya.
Dari hasil razia ini, terkumpul ada 63 handphone, dimana nanti akan diselidiki lebih lanjut. Sedangkan untuk anak yang memakai seragam sekolah tetapi ternyata sudah tidak bersekolah lagi alias sudah lulus, juga akan diproses, tegas Kapolresta Sidoarjo.(tyaz)
View
Posting Komentar
Hi Please, Do not Spam in Comments