Jawapes, BANJARNEGARA – Kabupaten Banjarnegara tak hanya memiliki bentang alam yang menyuguhkan pemandangan indah, namun juga kaya akan hasil perkebunan yang melimpah. Salah satunya teh sangan dari Desa Bedana, Kecamatan Kalibening, yang memiliki aneka rasa dan aroma yang khas
Di balik hamparan hijau perkebunan teh di Desa Bedana, menyeruak aroma khas daun teh sangan atau sangrai dari dapur-dapur warga. Asap tipis mengepul dari wajan khusus yang terbuat dari tanah liat dan dipanaskan di atas tungku kayu bakar.
Salah satunya di dapur rumah milik Tohir, petani teh Desa Bedana. Pria yang sudah lebih dari 30 tahun bergelut di perkebunan dan pengolahan teh ini mengaku masih mempertahankan pengolahan teh secara tradisional. Namun, dari dapur sederhana ini telah menghasilkan teh dengan aneka rasa dan aroma yang khas
“Untuk prosesnya memang masih menggunakan sangan, dengan tungku kayu bakar. Jadi menciptakan rasa dan aroma yang khas,” ujarnya saat di sela-sela kesibukannya mengolah daun teh di rumahnya, Selasa (11/11/2025).
Dari dapur miliknya, Tohir bisa menghasilkan aneka jenis teh. Di antaranya, teh hijau, teh merah, teh putih, hingga ada jenis teh mesra.
Aneka jenis teh ini memiliki aroma dan rasa tersendiri. Bahkan beberapa dikombinasi dengan hasil pertanian lain, seperti jahe, nanas dan kemukus.
“Di sini banyak jenis teh. Dan memang memiliki rasa dan aroma tersendiri. Untuk yang premium adalah teh putih. Karena memang ini benar-benar teh pilihan yang dipetik di jam tertentu dan daun yang pucuk. Sedangkan teh mesra ini ada campuran dengan tanaman lain. Peruntukannya untuk kaum wanita. Ada juga yang dicampur dengan jahe, nanas dan daun kemukus,” jelasnya.
Sekretaris Desa Bedana, Desi Kurniawati mengatakan, teh menjadi salah satu mata pencaharian warga di desanya. Sedikitnya ada 20 hektar lahan yang merupakan perkebunan teh di Desa Bedana.
“Luasan wilayah teh di Desa Bedana lebih dari 20 hektare area. Jadi itu memang menjadi sumber mata pencaharian utama bagi sebagian besar warga di sini,” sebutnya.
Dengan lahan yang luas dan tradisi pengolahan manual, teh Bedana berkembang menjadi produk unggulan desa. Para petani dan pelaku usaha lokal telah mampu memperluas jangkauan pasar.
Teh khas Bedana kini dikirim ke berbagai daerah, dari mulai dari Pekalongan, Semarang, Yogyakarta, hingga ke Bandung.
“yang paling dekat itu ke Kabupaten sebelah, seperti ke Kabupaten Pekalongan. Untuk luar daerah itu kita ada ke Semarang, kita juga bawa ke Jogja, dan kita juga ada kemitraan di Bandung,” ujarnya.
Selain rasa yang khas, inovasi varian menjadi nilai tambah teh Bedana. Melalui UMKM Bedana Maju, warga memproduksi berbagai jenis teh seperti teh hitam, teh hijau, teh merah, dan teh putih.
Tak hanya itu, mereka juga menciptakan kombinasi rasa dengan bahan alami dari sekitar, seperti teh hitam premium dengan campuran nanas, jahe, atau daun kemukus.
“Kita lebih ke mengeksplor dari rasa teh itu sendiri. Untuk variannya di UMKM Bedana Maju itu memang mempunyai beberapa varian, varian pertama itu ada teh hitam, kemudian teh hijau, teh merah, dan teh putih. Untuk campuran rasa biasanya ada kombinasi kita bikin dengan kombinasi nanas, kemudian juga dengan jahe, dengan daun kemukus,” paparnya. (Egy Wardoyo)
View


Posting Komentar
Hi Please, Do not Spam in Comments