EO Lalai, Lapangan Stadion Bayuangga Rusak, Usai Hari Jadi Kota Probolinggo, Ketua PSSI Kecewa

 

Ketua PSSI kota Probolinggo H.Eko Purwanto 

Jawapes kota Probolinggo – Euforia perayaan Hari Jadi ke-666 Kota Probolinggo yang digelar di Stadion Bayuangga kini menyisakan kekecewaan. Lapangan yang semula hijau dan terawat berubah memprihatinkan, rumput mengering, serta sampah berserakan di berbagai sudut, tanah yang tidak merata. Sampai ditemukan benda- benda tajam disekitar Lapangan, Kondisi itu menguatkan kekhawatiran yang sejak awal disuarakan oleh Asosiasi Kota Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (Askot PSSI) Probolinggo.

Sebelum panggung hiburan rakyat digelar pada 26 September hingga 5 Oktober 2025, Ketua Askot PSSI Kota Probolinggo, Eko Purwanto, telah menolak keras penggunaan stadion untuk acara non-olahraga. Ia menilai keputusan tersebut gegabah dan mengabaikan fungsi utama fasilitas tersebut sebagai sarana pembinaan atlet. "Stadion itu untuk olahraga, bukan pesta. Sekarang rumput rusak, ada paku dan kawat di lapangan. Siapa yang bertanggung jawab?" ujarnya tegas.

Penolakan itu bukan tanpa alasan. Eko menjelaskan bahwa pihaknya memiliki kontrak pemakaian stadion selama setahun senilai Rp18,5 juta dan mendapat dukungan penuh dari 20 klub sepak bola anggota Askot PSSI. Sebanyak 16 klub bahkan mengirim surat resmi penolakan, menegaskan sikap kolektif insan sepak bola kota terhadap kebijakan yang dianggap tidak bijak.

Namun suara keberatan tersebut tidak diindahkan. Eko mengaku sempat diundang rapat koordinasi, tetapi menyebutnya hanya formalitas belaka. "Waktu itu surat wali kota sudah diteken, EO sudah ditunjuk, semua sudah berjalan. Undangan rapat hanya formalitas, saya anggap dagelan," katanya dengan nada kecewa.

Pemerintah Kota Probolinggo tetap melanjutkan acara dengan menunjuk event organizer (EO) lokal sebagai pelaksana. Pihak EO, Elok Hanifah, sebelumnya menyatakan siap menjaga kebersihan dan keamanan lokasi. Menurut Ananto dari Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Dispopar), EO awalnya diminta menyetor jaminan Rp30 juta, namun kemudian hanya diwajibkan berkomitmen melakukan perawatan lapangan. "Sayangnya, hingga kini anggaran perawatan itu belum juga direalisasikan," ujarnya.

Proses pembersihan benda-benda tajam di lapangan stadion bayuangga, kawat, lidi, pecahan kerang dll, lokasi untuk sementara waktu masih belum bisa digunakan untuk olahraga, kondisi lapangan sangat memperihatinkan.

Selama event berlangsung, ratusan warga berdatangan dan menikmati hiburan musik, pameran UMKM, dan pertunjukan budaya. Namun setelah acara usai, lapangan tampak rusak parah dan kotor. Kekhawatiran Eko Purwanto terbukti. "Rumputnya kering, tanahnya rusak. Bagaimana atlet mau latihan di situ?" ungkapnya geram.

Setelah kegiatan berakhir, Eko mengaku telah meminta klarifikasi kepada panitia dan EO, tetapi tak kunjung mendapat respons. "Saya sudah menunggu penjelasan mereka, tapi tak ada tanggapan. Ini seperti dibiarkan begitu saja, kalau sudah begini siapa yang harus bertanggung jawab," katanya, Kamis (9/10/2025) pagi,

Sementara itu, pihak EO Elok Hanifah yang berasal dari Kelurahan Mayangan belum memberikan keterangan resmi. Saat dihubungi lewat pesan WhatsApp, Elok sempat membalas singkat namun enggan berkomentar lebih lanjut. Hingga kini, kerusakan lapangan Bayuangga belum tertangani, meninggalkan pertanyaan besar tentang tanggung jawab dan prioritas Pemkot antara hiburan sesaat dan pembinaan olahraga jangka panjang. (Id)

Baca Juga

View

Post a Comment

Hi Please, Do not Spam in Comments

Lebih baru Lebih lama

Rizal Diansyah, ST

Pimpred Media Jawapes. WA: 0818306669

Countact Pengaduan