Jawapes LUMAJANG - Siapa bilang bantuan sosial hanya berhenti di tangan penerimanya? Kisah Lukman (35) dari Desa Sememu, Kecamatan Pasirian, membuktikan sebaliknya. Dulunya penerima Program Keluarga Harapan (PKH), Lukman kini menjadi juragan kerupuk sukses dengan produknya dikenal hingga Sidoarjo, Gresik, dan Mojokerto.
Bupati Lumajang, Indah Amperawati, menegaskan bahwa pemerintah ingin bantuan sosial menjadi jembatan menuju kemandirian ekonomi, bukan sekadar konsumsi. “Kami ingin warga tidak hanya menerima bantuan, tapi bisa berdiri sendiri, menjadi pelaku usaha produktif, dan membuka peluang kerja bagi orang lain,” ujar Bupati Indah dalam kunjungan kegiatan P2K2 di Desa Sememu, Rabu (24/9/2025).
Perjalanan Lukman dimulai dari usaha kerupuk keluarga yang nyaris mati suri. Dengan modal Rp5 juta dari Program Pemberdayaan Sosial Ekonomi (PPSE), ia membeli alat produksi dan kemasan menarik. Perlahan, kerupuk “Mahkota” atau dikenal sebagai kerupuk latah itu mulai dikenal luas, hingga menjadi andalan pasar lokal dan regional.
Yang menarik, Lukman tidak berhenti di sukses pribadinya. Sekitar 18 warga, sebagian eks penerima PKH, kini bekerja bersamanya. Ia aktif memberi motivasi agar mereka juga berani mandiri.
“Dulu kami semua berjuang bersama. Sekarang saya ingin memberi contoh, agar mereka juga bisa mandiri. Kemandirian itu dimulai dari keberanian mencoba,” kata Lukman.
Pendamping PKH Desa Sememu, Putri Hindra, menyebut Lukman sebagai contoh nyata tujuan program PKH dan PPSE. “Selain bantuan modal, pendampingan dan pelatihan wirausaha membuat mereka mampu melihat potensi diri dan memilih usaha yang sesuai,” ujarnya.
Kisah Lukman menjadi inspirasi bahwa dengan kemauan, dukungan, dan pendampingan yang tepat, bantuan sosial dapat menumbuhkan semangat wirausaha, memberdayakan masyarakat, dan ikut membangun ekonomi lokal.
( Eko/humas)
View
Posting Komentar
Hi Please, Do not Spam in Comments