Dugaan Adanya Bullying Siswa Baru SMAN 1 Purwokerto, Pihak Sekolah Masih Usut Kebenarannya

Ibu dari DPN (kiri) Resti Yulianti dan DPN siswa baru SMAN 1 Purwokerto saat memberikan keterangan dugaan bullying 


Jawapes, BANYUMAS - 
Diduga sebagai korban Bullying, DPN (16) salah satu siswa baru SMAN 1 Purwokerto mengaku di pukul dan ditendang perutnya oleh 3 siswa lainnya (seangkatan) saat mengikuti Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) pada tanggal 14 Juli 2025. Dari keterangan DPN, peristiwa itu terjadi dalam kondisi sepi di lantai 3 samping tangga dekat gerbang belakang dan kantin sekolah sekira Pukul 15.30 Wib. 

Orang tua dari DP, Resti Yulianti (47) warga Purwokerto Selatan mengatakan, usai kegiatan MPLS hari Senin (14/7) masih bisa berkomunikasi dengan baik hingga hari Selasa. Namun di Selasa malamnya DPN sudah tidak mau berkomunikasi, seperti ketakutan.

"Dihari Senin sampai hari Selasa (14-15/07) masih komunikasi dengan baik, namun di Selasa malamnya DPN sudah ngga mau berkomunikasi seperti biasanya, terlihat ketakutan begitu," katanya kepada wartawan saat dikonfirmasi dirumahnya, Jumat pagi (8/08/2025).

Lebih lanjut Resti (Ibu DPN) menyampaikan, bahwa pada hari Selasa (15/07) berangkat sekolah seperti biasanya. Namun saat didepan sekolah DPN kondisi terlihat takut hingga ditanya oleh Satpam Sekolah dan kemudian diantar oleh salah seorang guru hingga ke kelasnya. 

"Karena malam harinya kondisi DPN seraya berbeda dengan tingkah sebelumnya, maka di hari Rabu (16/07) diperiksa ke RS. Bunda, RS. Sinar Kasih, ke Puskesmas hingga malam harinya dihari yang sama kami bawa ke RS. DKT/Wijayakusuma. Dan di RS DKT/Wijayakusuma DPN menjalani rawat inap 4 hari, kemudian dirujuk ke RS. Margono Soekarjo Roestam pada Minggu pagi (20/07) di IGD. Pada sore harinya masuk ke ruang ICU kemudian dipindah ke Ruang Isolasi Aster 11 dan DPN menjalani perawatan selama 3 hari," terangnya.

Resti menambahkan, saat itu sakit yang dirasa DPN bilangnya dibagian perut dan awalnya juga sempat muntah. Alhamdulillah DPN sudah dirumah bisa berkumpul dengan keluarganya pada hari Sabtu (2/08) dan sejak tanggal 16 Juli 2025 hingga kini (19 hari) DPN belum bisa mengikuti pelajaran, imbuhnya.

Disela keterangan Resti, DPN menyebut dirinya dipukul dan ditendang perutnya oleh 2 anak dan yang 1 anak lagi memegang badannya dari belakang. Anak yang disebutnya merupakan satu angkatan dan satu teman dari 36 anak jumlah kelompok MPLS.

"Dipukul dan ditendang perutnya oleh 2 anak, 1 anak lagi megang badan saya dari belakang," katanya.

DPN masih harus kontrol, minum obat dan pendampingan secara Psikologis, ungkap Resti.

Sementara Kepala Sekolah SMAN 1 Purwokerto, Tjaraka Tjunduk Karsadi menyampaikan, bahwa bila memang benar ada kejadian itu, kami masih akan mengusut kasus ini. Dan ini merupakan informasi yang bermanfaat, karena dari awal dugaan peristiwa ini kami terkendala komunikasi dengan DPN.

"Terima kasih atas informasinya, tertera waktu yang disampaikan DPN kepada njenengan mas (wartawan Jawapes.or.id/Pamor.co). Nanti kami telusuri, baik melalui CCTV maupun kelompok MPLS," ucap Tjaraka.

Sejauh ini, kami dari pihak sekolah sudah berupaya menggali informasi melalui keterangan-keterangan dari Panitia MPLS maupun guru-guru.

"Kami transparan, bilamana memang hal itu merupakan sebuah peristiwa bullying di wilayah kami, maka kami tindak tegas, tuturnya.

Dengan munculnya isu ini, pihak sekolah dan beberapa dari alumni sekolah, paguyuban kelas juga sudah menengok DPN, baik saat berada di Rumah Sakit maupun di rumahnya.(Cpt)
Baca Juga

View

Post a Comment

Hi Please, Do not Spam in Comments

Lebih baru Lebih lama

Rizal Diansyah, ST

Pimpred Media Jawapes. WA: 0818306669

Countact Pengaduan