Foto: dalam Area Samsat Pamekasan
Jawapes, Pamekasan – Aroma busuk pungutan liar (pungli) dan praktik percaloan di Kantor Samsat Pamekasan, Madura, Jawa Timur, semakin kuat tercium. Di balik slogan pelayanan prima, justru terkuak dugaan keterlibatan oknum internal yang memelihara calo untuk merapikan jalur pungli berkedok biro jasa.
Fakta di lapangan pada Rabu (16/04) memperlihatkan sejumlah pria berpakaian sipil bebas keluar masuk area pelayanan Samsat. Mereka secara aktif menawarkan jasa "pengurusan cepat" kepada wajib pajak yang baru datang, tentu dengan tarif tambahan di luar ketentuan resmi.
“Saya belum sempat duduk, sudah ditawari. Katanya kalau mau cepat harus lewat mereka dan bayar lebih,” ujar Mat (samaran), warga yang hendak memperpanjang STNK saudaranya.
Mat menolak tawaran tersebut, namun mengaku kecewa dengan minimnya pengawasan di area publik itu. Ia menilai kondisi tersebut membuktikan lemahnya komitmen Samsat dalam memberantas praktik ilegal.
Lebih menggegerkan, seorang mantan calo lintas kabupaten yang kini memilih berhenti, secara gamblang membongkar pola permainan kotor tersebut.
“Samsat itu sudah biasa pelihara calo. Bahkan ada jalur khusus di luar jam pelayanan. Masyarakat yang urus sendiri sering dipersulit, tapi kalau lewat calo 'peliharaan' oknum dalam, pasti cepat dan lancar. Tapi ya, bayar dobel—buat calo dan orang dalam,” bebernya saat dihubungi via telepon, Kamis (17/04/2025).
Ia juga menyebut bahwa praktik ini sudah berlangsung lama dan dilakukan secara sistematis, terorganisir, serta dilindungi oleh budaya tutup mata dari para pemangku kebijakan di dalam.
Hingga berita ini tayang, pihak Samsat Pamekasan belum memberikan klarifikasi resmi. Kanit Regident Samsat Pamekasan juga tidak merespons panggilan dan pesan konfirmasi dari media ini. Dugaan kuat bahwa praktik ini berjalan dengan restu diam-diam dari internal lembaga tersebut masih menjadi tanda tanya besar. (Tim/Fai) Bersambung...
Pembaca
Posting Komentar