Jawapes PROBOLINGGO – Pj. Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono melakukan kunjungan ke Pasar Hewan Kota Probolinggo yang terletak di Kelurahan Jrebeng Kidul, Kecamatan Wonoasih pada Selasa (14/1), untuk memantau upaya pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Kunjungan ini bertujuan untuk memastikan langkah-langkah pencegahan dan meminimalkan risiko penularan PMK di wilayah Jawa Timur.
Dalam kunjungan tersebut, Pj. Adhy Karyono didampingi oleh Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur Dr. Ir. Indyah Aryani, MM., Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Jawa Timur, Kepala Balai Besar Veteriner Farma dan Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPPP) Kota Probolinggo Aries Santoso. Mereka ikut serta langsung proses penyemprotan desinfektan pada kendaraan yang keluar dan masuk pasar hewan serta memastikan pemeriksaan kesehatan terhadap sekitar 300 ekor sapi yang ada di pasar. Pemberian vitamin oleh tim medis hewan juga dilakukan untuk meningkatkan kekebalan tubuh ternak.
Adhy mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari upaya pencegahan yang dilakukan oleh Pemprov Jatim terkait maraknya kasus PMK. Selain itu, Pemprov Jatim juga menyiapkan vaksin untuk meningkatkan perlindungan terhadap ternak.
“Kita sudah memberikan vaksin sebanyak 25 ribu ke masyarakat, persiapan vaksin sekitar 325 ribu, dan bulan depan kita mendapatkan vaksin 1,4 juta vaksin.” ujar Pj. Adhy.
Ia juga menghimbau kepada pemilik sapi untuk selalu menjaga kesehatan ternaknya. “Untuk lalu lintas perdagangan sapi antar provinsi, sapi yang boleh masuk minimal 1 kali vaksin. Kami mengingatkan kembali kepada pemilik sapi untuk selalu waspada dan mengikuti kebijakan pemerintah. Jangan khawatir kami akan menyiapkan vaksinnya,” lanjutnya.
Sementara itu, Kepala DKPPP Kota Probolinggo Aries Santoso menyampaikan informasi terbaru terkait kondisi sapi di Kota Probolinggo. “Sampai saat ini kondisi sapi-sapi di Kota Probolinggo yang terinfeksi PMK berjumlah 74 ekor. Dari jumlah tersebut, 69 ekor sudah sembuh, sedangkan 5 ekor yang mati. Kita juga melakukan pengawasan dan pengetatan keluar masuknya sapi ke pasar. Paling tidak kita memberikan edukasi dan mengingatkan kepada peternak apabila sapi sakit tidak usah dibawa ke pasar dan langsung dilaporkan ke dinas agar segera ditangani,” jelas Aries.
( Eko/Humas)
Pembaca
Posting Komentar