Gelar Jilid VII, Dialog Publik RPS Kupas Peran Media dalam Pilkada 2024


Jawapes, SIDOARJO – Keberhasilan Komunitas WAG Ruang Publik Sidoarjo (RPS) menggelar dialog publik dengan menghadirkan narasumber yang berbeda di tiap sesi, menjadi penyemangat untuk menyelenggarakan lagi. Kali ini di sesi ke VII, dialog publik  dengan mengundang sejumlah narasumber untuk membahas kriteria ideal bagi calon Bupati Sidoarjo di Pilkada 2024 dan ketua WAG RPS Sujani, S.Sos. Hadir juga berbagai petinggi partai politik, pers, akademisi, dan tokoh masyarakat maupun tokoh agama.


Acara yang digelar di Kedai Bi Atik Magersari Sidoarjo, Minggu (21/7/2024) malam, mengundang narasumber Ketua KPU Sidoarjo Fauzan Adhim, Ketua Bawaslu Sidoarjo Agung Nugraha, SH,  Ketua PWI Sidoarjo Mustain dan akademisi yang juga mantan komisioner Bawaslu Sidoarjo Jamil, SH dengan moderator Nanang Haromain alumnus UGM yang mantan komisioner KPU Sidoarjo.


Sebagai pembuka, Ketua RPS Sujani mengatakan dialog publik akan terus dilakukan dengan mengundang sejumlah tokoh guna memilih calon bupati dan wakil bupati Sidoarjo terbaik. “Mudah-mudahan di Pilkada Sidoarjo 2024 menemukan sosok pemimpin yang sesuai dengan kriteria-kriteria sesuai dengan keinginan masyarakat,” ucapnya. 


Ketua KPU Sidoarjo, Fauzan Adhim saat Dialog Publik menyampaikan, tanpa adanya peranan media, informasi terkait kepemiluan Pilkada tidak akan tersampaikan ke masyarakat.


Menurutnya, pers merupakan salah satu pilar demokrasi. Tanpa rekan jurnalis semua proses dan tahapan demokrasi tidak dapat berjalan dengan baik.


Ia berharap etika jurnalistik dapat terus diterapkan terutama dalam melakukan check and recheck terhadap suatu isu pemberitaan. Fauzan juga mendorong keseimbangan informasi terhadap upaya KPU dalam pelaksanaan Pilkada.


Sementara, Ketua PWI Sidoarjo Mustain mengatakan media massa harus terus memegang teguh kode etik jurnalistik dalam segala pemberitaan yang berkaitan dengan proses dan pelaksanaan Pilkada 2024. Menurut dia, media massa kerap terjebak dengan mengikuti isu di media sosial yang cenderung bernada negatif dan agitatif.


"Persoalan semakin pelik saat media arus utama justru mengambil konten dari media sosial yang penuh dengan informasi yang sulit dipertanggung jawabkan. Bahkan media massa terkesan adu cepat dengan media sosial. Ini akan menjadi lingkaran setan," tambahnya.


Meski demikian, Mustain mengatakan keberadaan media massa sangat penting dalam konteks kontrol sosial terhadap pemerintah dan situasi daerah. Namun, dia menilai, banyak pemberitaan yang dibuat tanpa memiliki fakta yang kuat dan Black Champaign.


Hal ini, menurut dia, yang kerap menjadi sumber penghakiman masyarakat secara sepihak terhadap sosok seseorang atau kelompok tertentu. “Menulislah yang baik, ada faktanya, ada datanya,” tegas Mustain yang juga wartawan Harian Bangsa ini.


Sementara Ketua Bawaslu Sidoarjo Agung Nugraha SH mengatakan Bawaslu akan melakukan pengawasan secara ketat terutama untuk pelanggaran Pilkada. “Kami bersama Gakkumdu secara intensif melakukan koordinasi untuk meningkatkan pengawasan agar Pilkada Sidoarjo berjalan sesuai dengan aturan yang ada, termasuk mengantisipasi money politics,” ujarnya.


Pada pelaksanaan Pemilu nanti masih banyak terdapat tantangan di tengah media massa dan masyarakat. Di antaranya indepedensi media, misinformasi, disinformasi, dan terbatasnya sumberdaya pengelolaan informasi pada media. Kolaborasi ini sangat membantu sekali dalam membangun transparansi dari setiap tahapan Pemilu ataupun Pilkada. (Tyaz)

Baca Juga

Pembaca

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama