Jawapes, Sampang - Pimpinan salah satu BUMD di Sampang, Jawa Timur, Moh. Sidik terlibat dalam politik praktis pada pemilihan calon legislatif (caleg) DPRD Kabupaten Sampang Daerah pemilihan (Dapil) II yang meliputi kecamatan Jrengik, Sreseh, Tambelangan.
Foto Moh. Sidik saat sedang mengikuti kegiatan rekapitulasi penghitungan perolehan suara di kantor Kecamatan Jrengik viral di grup WhatsApp. Setelah ditelusuri ternyata Moh. Sidik menjadi saksi dari Partai Kebangkitan Nusantara (PKN).
Selama proses perhitungan suara berlangsung, pria yang familiar disapa Didik itu lebih condong mengawal suara caleg nomer urut 2 dari partai Nasdem atasa nama Juhari.
Dia terlihat beberapa kali terlibat perdebatan dengan para saksi dari partai lain demi membela dan memenangkan Juhari. Bahkan, Didik sampai ditegur oleh ketua PPK Jrengik karena lebih condong mengawal suara caleg dari partai Nasdem ketimbang PKN.
"Mohon maaf kepada saudara Moh. Sidik, tolong diperhatikan anda disini tercatat sebagai saksi dari partai PKN bukan dari Nasdem," tegur Ketua PPK Jrengik Mahfudz.
Menanggapi itu, Sukardi, saksi dari Partai Amanat Nasional (PAN) menyoroti terkait keterlibatan Moh. Sidik dalam politik praktis. Sebab, dia merupakan pimpinan salah satu BUMD di Sampang.
"Kalau tidak salah Moh. Sidik itu menduduki kursi Direktur Operasional PT. Sampang Mandiri Amanah (SMA)," terangnya.
Sukardi mengungkapkan, keterlibatan Moh. Sidik dalam politik praktis melanggar UU no 17 tahun 2017 Pasal 280 ayat (2,3) dan Pasal 283 ayat (1,2) dan UU no 10 tahun 2016 Pasal 70 yang menyebutkan bahwa ASN, TNI-Polri, Pejabat BUMN/BUMD, Ketua RT/RW dan Ketua LPM tidak boleh terlibat politik praktis.
Yang melanggar larangan sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 280 ayat 3 dapat dipidana dengan kurungan paling lama 1 tahun dan denda maksimal 12 juta.
"Tak hanya Moh. Sidik yang turun gunung demi memenangkan partai Nasdem. Yuzek selaku Dewan Komisaris PT SMA juga jadi saksi dari Caleg Nasdem di Dapil I Sampang, mereka berdua berani melabrak undang-undang demi memenangkan jagoan juragan mereka," pungkas Sukardi. (Sy/Tim)
Pembaca
Posting Komentar