Anies Itu Siapa Sih ?




Jawapes Surabaya - Bagi kalangan awam terutama masyarakat kecil kelompok menengah kebawah tentu tidak begitu tahu tentang Anies, siapakah Anies itu? Sebuah pertanyaan yang aneh tapi itulah fakta. Mengapa sampai seperti itu? 

Suatu saat saya mampir di sebuah warung kopi di jalan Kedung Cowek Surabaya, iseng iseng saya bertanya dalam bahasa jawa, " Bu... tepang Anies Baswedan? dijawab oleh sang ibu, " Mboten ngertos mas".

Sambil mengingatkan sang ibu, barangkali ada memori yang bisa mengingat Anies, saya mencoba menjelaskan, bahwa Anies itu calon presiden tahun 2024, mantan gubernur Jakarta. Si ibu manggut - manggut seolah mengerti. "Tapi terose Pak Anies meniko keras, terus terose TV waktu memimpin Jakarta, katah janji sing mboten dipenuhi".

Hal yang sama dialami oleh kawan relawan Anies, Soraya, Pamekasan, Madura. Ketika mengenalkan Anies di pasar sambil berbelanja, mereka menangkap Anies adalah orang yang nggak bisa kerja, tersangkut masalah korupsi, katanya itu yang saya dengar dari televisi. Begitu juga yang dialami kawan Nanang dan Achmad Hariyanto, relawan Anies Sidoarjo, ketika mengenalkan Anies ke ibu ibu dan pedagang pasar, padahal sambil mengenakan kaos bergambar Anies, capres 2024, mereka juga banyak yang belum kenal, ibu - ibu mengatakan belum tahu. Berdasarkan data juga, dari 600 ribu KK di Sidoarjo, kabarnya masih ada 31 % yang belum tersentuh HP.

Apa yang bisa kita petik dari pengalaman - pengalaman diatas? Masih banyak yang belum mengenal dan mengetahui Anies, terutama di kalangan mereka yang berada daerah daerah marginal dan pinggiran serta desa di beberapa daerah tertentu yang terkategori desa. Karena memang mereka terkategori kelas menengah ke bawah dan apalagi belum tersentuh tehnologi internet, seperti HP, informasi mereka didapatkan dari televisi. Sementara kita tahu bahwa di hampir semua media mainstream banyak dikuasai oleh oligarki dan kekuasaan yang anti Anies.

           ISA ANSORI

Kalau toh mereka yang sudah pegang HP, informasi mereka juga berasal dari YouTube, tik tok dan lain lainnya,yang isinya banyak hoax dan fitnah yang disebarkan oleh para buzzer bayaran oligarki dan istana yang benci terhadap Anies.

Apa yang bisa dilakukan oleh relawan Anies untuk mengantisipasi dan mengimbangi informasi yang hoax dan penuh fitnah ini? Relawan Anies, sejatinya relawan yang militan, relawan yang bekerja tanpa batas, meski tak ada logistik yang mereka dapatkan, mereka rela mengeluarkan untuk kepentingan perubahan yang diusung oleh Anies. Anies menyebutnya sebagai tak ternilai, karena mereka tak bisa dinilai dari materi yang didapatkan. Namun sayangnya militansi relawan belum banyak diimbangi dengan kerja kerja terukur dan terstruktur. Relawan Anies masih banyak bermain di internalnya, dan bahkan sering berdebat dan bertengkar pada hal hal remeh dan tak penting. Ribut di WA groupnya, dan kadang tak paham kerja berorganisasi dan yang berstrategi. Bahkan cenderung emosional, masih sering berbagi hal hal yang tidak ada kaitannya dengan popularitas dan elektabilitas Anies, kadang sering juga mereka merasa puas kalau sudah berbagi menjelek njelekan lawan.

Waktu tinggal tersisa beberapa bulan, kalau dihitung dari sekarang, maka waktu tinggal 8 bulan lagi, waktu yang relatif pendek untuk mengenalkan Anies apalagi sampai dengan elektabilitas dan aksesbilitas.

Sebagai relawan yang baik dan militan, relawan Anies harus mulai belajar bekerja terukur dan teroganisir, kerja kerja yang teragendakan tahap demi tahap dan ada tujuan yang akan dicapai, maka perlunya ada pimpinan relawan, diharapkan bisa mengorganisir kelompok kelompok yang dipimpin. Tidak boleh mereka yang berada dalam satu kelompok relawan merasa paling hebat dan bekerja atas dasar maunya sendiri, tidak taat terhadap apa yang menjadi garis perjuangan kelompoknya. Semua harus bisa menahan diri, memahami bekerja dalam sebuah komunitas.

Antar kelompok relawan juga begitu, jangan ada yang merasa paling hebat dan paling pinter, lalu tidak mau bekerja bersama sama dan saling melengkapi. Harus diakui relawan  Anies pasti punya keterbatasan, tak bisa menjangkau semua, sehingga bekerja bersama saling melengkapi adalah suatu keniscayaan.

Ditengah keterbatasan yang dimiliki dan kekuatan lawan yang tidak terbatas, seharusnya kolaborasi menjadi pilihan untuk berjuang. 

Sudah saatnya para relawan dan kelompok relawan untuk membunuh egonya, merasa yang paling hebat dan paling bisa, mereka harus berani duduk bersama dan merumuskan kerja bersama dengan peran yang bisa dijalankan. 

Maka menjadi menarik seruan dari koordinator relawan Aliansi Nasional Indonesia Sejahtera Jawa Timur, yang menyerukan kepada seluruh relawannya untuk melakukan gerakan satu rumah satu banner, sebuah gerakan murah, mudah dan bisa dilakukan. 

Bisa dibayangkan, kalau semua rumah dipasang satu banner, maka ini akan menjadi gerakan rakyat untuk perubahan, tatangga dan orang yang tinggal di sekitar rumah kita, akan mengetahui dan mengenal visi Anies sebagai capres 2024. Setiap rumah akan menjadi posko pemenangan bagi Anies Baswedan. Kalau itu benar benar menjadi ruh perjuangan relawan Anies, bukan tidak mungkin gelombang perubahan akan segera kita  wujudkan ditahun 2024. 

Kritik para jurnalis Jatim dalam sebuah diskusi mencari masukan untuk Anies, dikatakan bahwa tampilan Mas Anies yang terkesan formal, kaku dan elit, meski tak semua benar, patut juga menjadi catatan bagi kawan kawan yang ada disekitar Mas Anies, dibutuhkan komunikasi ringan dan mengena kepada masyarakat, karena yang dibutuhkan adalah kesan yang baik terhadap Mas Anies. Kesan itu tak harus berkaitan dengan visi yang diperjuangkan, tapi hal hal kecil, sederhana, tapi mampu membuat mereka selalu ingat dan bercerita baik kepada orang lain. 

Tuku jimat nang gunung Lawu, Jebule nang pulau Kangean, Selamat Indonesiaku, Menjemput perubahan bersama Anies Baswedan. 

Surabaya, 30 Mei 2023

Isa Ansori
Kolumnis dan Akademisi.
(CSan).

Pembaca

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama