Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Prof. Dr. H. Syamsul Anwar MA mengatakan, penetapan 1 Ramadhan memiliki potensi sama dengan Pemerintah, tetapi awal Syawal dan Zulhijjah ada potensi berbeda dengan Pemerintah karena Muhammadiyah memakai Hisab Hakiki Wujudul Hilal sementara Pemerintah berpedoman pada kriteria MABIMS.
"Potensi perbedaan ada pada awal Syawal dan Zulhijjah, hal ini karena menurut kriteria MABIMS Bulan bisa dilihat pada tinggi Bulan sekurang-kurangnya 3 (tiga) derajat dan elongasinya 6,4 derajat," terang Syamsul.
Sementara itu, Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof. Dr. K.H. Haedar Nashir M.Si berpesan, jika terjadi perbedaan jangan dijadikan sebagai sumber perpecahan karena umat Islam di Indonesia memiliki pengalaman dalam perbedaan.
"Jangan dijadikan sumber yang membuat kita Umat Islam dan warga bangsa lalu retak, karena ini menyangkut ijtihad yang menjadi bagian denyut nadi perjuangan perjalanan sejarah Umat Islam satu sama lain saling paham, menghormati dan saling menghargai," jelasnya.(JP.K-3)
Pembaca
Posting Komentar