Relawan EMT Muhammadiyah Disaster Management Center diterjunkan bantu bencana Turki.
Pembaca
Jawapes, Jakarta - Guna membantu korban bencana alam Gempa berkekuatan Magnitudo 7,8 Skala Richter yang melanda Negara Turki dan Suriah pada Senin (6/02) Dini hari, Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) terjunkan 29 Relawan Emergency Medical Team (EMT) ke Turki.
Dalam peristiwa itu, Kantor berita AFP Selasa (7/2/23) melaporkan sementara ada 1.444 korban tewas di seluruh wilayah Suriah sedangkan di Pusat Gempa Turki, Gaziantep, Otoritas setempat melaporkan korban tewas telah mencapai 2.379 orang. Di kedua Negara tersebut hampir 14.500 orang terluka dan 4.900 bangunan rata dengan tanah disebabkan adanya gempa.
Diketahui jumlah korban terus kian bertambah, merespon musibah ini, Lembaga Penanganan Bencana Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) gerak cepat dengan menyiapkan 29 Relawan Emergency Medical Team (EMT) atau Tim Medis Darurat Muhammadiyah yang terverifikasi oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO).
Ketua Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Budi Setiawan mengatakan, Koordinator EMT Muhammadiyah dr. Corona Rintawan SpEM telah menyiapkan 29 Relawan dalam keadaan siaga dan siap berangkat. Saat ini, EMT Muhammadiyah tengah berkoordinasi dengan Pemerintah yaitu BNPB, Kemenko PMK, Pusat Krisis Kemenkes dan Kementrian Luar Negeri.
"29 Relawan dalam tim EMT itu sendiri terdiri dari 5 Dokter Emergency, 2 Dokter Bedah Orthopedi, 7 Perawat, 2 Apoteker, 1 Bidan, 1 Psikolog, 1 Safety dan Security Officer, 7 Logistik (setup Wash dan lainnya), 1 Admin Medis, 1 Dokumentator, 1 Liaison Officer (P)," jelasnya.
Seperti Diketahui, tim EMT telah terjun menangani korban gempa di Nepal dan baru saja pulang dari misi menangani penyintas musibah banjir di Pakistan menjadi bagian Tim Kesehatan Republik Indonesia untuk banjir Pakistan.
Atas musibah gempa bumi yang melanda Negara Turki dan Suriah, MDMC mengajak masyarakat terutama warga Persyarikatan untuk ikut meringankan beban para penyintas dengan berdonasi melalui LazisMu dan Turki sendiri mengumumkan tujuh hari masa berkabung untuk menghormati para korban meninggal. Upaya penyelamatan terhambat oleh badai salju musim dingin yang menutupi jalan-jalan utama dengan es dan salju.
Para pejabat setempat mengatakan, gempa membuat tiga bandara utama di daerah itu tidak dapat beroperasi, sehingga mempersulit pengiriman bantuan vital.(Red)
Pembaca
Posting Komentar