Peringati HKN ke 58, Pj Sekda Sidoarjo Bacakan Amanat Menkes RI

Peringati HKN ke 58, Pj Sekda Sidoarjo Bacakan Amanat Menkes RI
Pj Sekretaris Daerah Andjar Surjadianto saat membacakan amanat Menkes RI

Jawapes, SIDOARJO
- Pemerintah Kabupaten Sidoarjo menggelar upacara memperingati Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke 58 di Alun-Alun, Sabtu (19/11/2022) yang dihadiri Pj Sekretaris Daerah Andjar Surjadianto mewakili Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Direktur RSUD Sidoarjo dr Atok Irawan, Sp.P, Kadinkes dr Fenny Apridawati, S.KM, M.Kes, TNI-Polri, Kepala Puskesmas beserta anggota, Camat se-Kabupaten Sidoarjo dan Kepala Desa.


Dalam kesempatan tersebut, Pj Sekda Kabupaten Sidoarjo Andjar Surjadianto membacakan amanat Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, dimana pada peringatan HKN ke 58 tahun 2022 mengangkat tema "Bangkit lndonesiaku, Sehat Negeriku" ini dipilih menggambarkan bangkitnya semangat dan optimisme seluruh lapisan masyarakat lndonesia yang secara bersama, bahu membahu, dan bergotong royong dalam menghadapi situasi kesehatan di masa pandemi Covid-19, sehingga masyarakat lndonesia dapat kembali beraktivitas dan produktif agar lndonesia kembali bangkit dan kembali sehat.


Lebih lanjut dikatakannya, tantangan yang kita hadapi sangat berat. Semua negara, diseluruh dunia, sedang menghadapi ujian. Krisis kesehatan akibat pandemi Covid-19 belum sepenuhnya pulih. Namun, ditengah tantangan yang berat, kita patut bersyukur, lndonesia termasuk negara yang mampu menghadapi krisis global ini. lndonesia termasuk negara yang berhasil mengendalikan pandemi Covid-19, termasuk lima besar negara dengan vaksinasi terbanyak di dunia, yaitu 442 juta dosis vaksin telah disuntikkan hingga Oktober 2022.


Meskipun begitu, kita tidak boleh lengah. Sejak bulan Oktober, kita telah mendeteksi adanya kenaikan kembali kasus Covid-19. Data kematian menunjukkan 4 dari 5 pasien meninggal belum divaksinasi booster. Proporsi pasien yang meninggal akibat Covid-19, tiga kali lebih banyak pada kelompok lansia dibandingkan dengan yang bukan lansia, sambung Andjar menyampaikan amanat Menkes. 


"Oleh karena itu, mari terus ingatkan masyarakat untuk melengkapi vaksinasi Covid-1 9 dengan booster. Dalam menghadapi pandemi Covid-19 yang melanda seluruh dunia, bangsa lndonesia telah membuktikan dirinya sebagai bangsa yang tangguh. Masyarakat dusun dan kampung saling melindungi dan saling berbagi," sampainya. 


Andjar melanjutkan amanat Menkes, para uIama, tokoh agama, dan tokoh adat, aktif mendampingi masyarakat. Organisasi sosial keagamaan bergerak cepat membantu masyarakat. Tenaga kesehatan, TNl, Polri, dan jajaran birokrasi saling bersinergi. Lembaga-lembaga negara juga mendukung Pemerintah dalam menghadapi ketidakpastian ini. Karakter bangsa lndonesia sebagai pejuang, saling peduli, bergotong royong merupakan modal utama kita bisa segera mengatasi pandemi ini.


Meski dihadapkan pada prioritas penanganan Covid-19, pada saat yang sama pemerintah juga terus melakukan upaya penanganan masalah kesehatan lainnya yang merupakan program prioritas nasional, seperti penurunan Angka Kematian lbu (AKl) dan Angka Kematian Bayi(AKB), menurunkan angka stunting pada balita, memperbaiki pengelolaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), serta meningkatkan kemandirian penggunaan produk farmasi dan alat kesehatan dalam negeri. Pandemi juga menjadi momentum bagi pemerintah untuk terus berbenah, melakukan transformasi pada sistem kesehatan di tanah air. 


Kemenkes saat ini sedang melakukan transformasi sistem kesehatan yang berfokus pada 6 pilar, untuk mewujudkan masyarakat yang sehat, mandiri, produktif, dan berkeadilan, sekaligus sebagai bentuk kesiapan pemerintah dalam menghadapi masalah kesehatan di masa yang akan datang.


Peringati HKN ke 58, Pj Sekda Sidoarjo Bacakan Amanat Menkes RI 2

Adapun fokus 6 pilar transformasi kesehatan adalah transformasi layanan primer, transformasi layanan rujukan, transformasi sistem ketahanan kesehatan, transformasi sistem pembiayaan kesehatan, transformasi SDM kesehatan, dan transformasi teknologi kesehatan.


Pilar 1, Kemenkes terus berupaya mengintegrasikan dan merevitalisasikan pelayanan kesehatan primer, termasuk standar jaringan, standar layanan, serta digitalisasi sistem pelaporan. lntegrasi pelayanan kesehatan akan terlihat mulai dari pelayanan di Puskesmas hingga tingkat desa, serta akan melibatkan fasilitas pelayanan kesehatan swasta. Transformasi pelayanan kesehatan primer harus mendapat perhatian khusus serta investasi kesehatan yang besar, dengan fokus pada upaya promotif dan preventif. Salah satu prioritasnya yaitu melalui penguatan sekitar 1,5 juta kader dan 300.000 Posyandu yang menjadi ujung tombak pemberian layanan kesehatan. Di sisi lain, kita perlu terus membangun gerakan-gerakan masyarakat untuk mendorong perubahan perilaku masyarakat. Dukungan dan peran serta pemerintah daerah beserta seluruh elemen masyarakat dibutuhkan untuk mewujudkan pelayanan kesehatan dasar yang mudah diakses oleh seluruh masyarakat.

Pilar 2, Transformasi layanan rujukan bertujuan untuk mendekatkan akses layanan kesehatan kepada masyarakat. Kementerian Kesehatan mengembangkan jejaring layanan rujukan untuk penanganan penyakit katastropik yang menjadi penyebab kematian tinggi dan beban pembiayaan besar, antara lain stroke, kanker, jantung, ginjal, serta Kesehatan lbu dan Anak (KTA). Pada pilar ini, kita memperkuat sisi supp/y melalui peningkatan kapasitas infrastruktur dan kompetensi SDM dalam menyediakan layanan kesehatan, sehingga layanan rujukan tersedia dan dapat diakses di 34 provinsi dan 514 kabupaten/kota.

Pilar 3, transformasi sistem ketahanan kesehatan, percepatan ketahanan farmasi dan alat kesehatan terus dilakukan, agar produk obat, vaksin, dan alat kesehatan dapat diproduksi dari hulu ke hilir dan dimanfaatkan di dalam negeri. Saat ini, Kementerian Kesehatan berkomitmen Rp17,52 T untuk belanja produk dalam negeri, dan telah melakukan realisasi sejumlah Rp9,1 T (51.9 persen dari nilai komitmen). Di samping ketersediaan produk farmasi dan alat kesehatan, pemerintah juga mendorong kesiapsiagaan menghadapi krisis kesehatan melalui tenaga cadangan kesehatan. Partisipasi tenaga kesehatan dan non-kesehatan sewaktu-waktu dapat diaktifkan ketika terjadi krisis. Akan dilakukan pendataan tenaga cadangan dan pelatihan untuk dapat melengkapi keterampilan yang diperlukan saat terjadi krisis. Koordinasi dan mobilisasi tenaga cadangan di skala kabupaten/kota, provinsi, maupun nasional juga harus dapat dilakukan dengan cepat dan tepat.

Pilar 4, Kemenkes melakukan transformasi pembiayaan kesehatan untuk memastikan pembiayaan yang cukup, adil, efektif, dan efisien. 


Pertama, mempercepat produksi National Health Accounf (NHA) untuk kebijakan pembiayaan kesehatan yang lebih berbasis bukti. 

Kedua, menjaga kualitas layanan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) melalui reviu tahunan tarif JKN.

Ketiga, kendali mutu dan biaya yang berbasis bukti untuk pelayanan kesehatan yang lebih efektif dan efisien melalui peningkatan penerapan Penilaian Teknologi Kesehatan (Health Technology Assessmenf - HTA). 

Keempat, memperkuat sinergi pembiayaan kesehatan antara pemerintah pusat, daerah, swasta dan organisasi lainnya melalui Konsolidasi Pembiayaan Kesehatan.


Pilar 5, SDM Kesehatan bertransformasi dalam peningkatan jumlah, pemerataan, serta meningkatkan kualitas tenaga kesehatan, untuk memberikan pelayanan berkualitas hingga pelosok. Target optimis yang akan dicapai yaitu angka ideal dokter 1 banding 1.000 populasi dan pemenuhan nakes di Puskesmas dan RSUD sesuai standar. 


Beberapa program unggulan tengah dilakukan, yaitu melalui implementasi Academic Health Sysfem, pemberian 10.000+ beasiswa bagi dokter, spesialis, dan fellowship, serta peningkatan kualitas melalui pelatihan yang terintegrasi sesuai kebutuhan pelayanan.


Pilar 6, Teknologi Kesehatan di lndonesia terus bertransformasi menuju sistem kesehatan yang tangguh dan terintegrasi. Salah satunya dengan melakukan integrasi data rekam medis pasien di fasyankes ke dalam satu platform lndonesia Health Seryices (lHS) yang diberi nama SATUSEHAT. Selain itu juga dilakukan inovasi bioteknologi, yakni Biomedical Genome-Based Science lnitiative (BGS-I), untuk menerapkan pengobatan yang lebih persona! dan presisi.


Kementerian Kesehatan memulai dengan melakukan 10.000 sekuensing DNA, berbasis penyakit kanker, stroke, genetik, diabetes, dan wel/ness & beauty.lndonesia membangun bank data dari genomik penduduk lndonesia yang akan terintegrasi dengan data medisnya.


lmplementasi keenam pilar tersebut diharapkan bisa mentransformasi sistem kesehatan lndonesia dan juga dunia, yakni sistem kesehatan yang tangguh terhadap krisis kesehatan, termasuk pandemi.


Dengan rasa syukur dan bangga, Menkes juga ingin menyampaikan pencapaian Presidensi G20 lndonesia bidang kesehatan. 

Pertama, pandemic fundyang diusung sejak Presidensi G20 Arab Saudi, dilanjutkan pembahasannya pada Presidensi G20 ltalia, kini mewujud nyata dan diluncurkan pada Presidensi G20 lndonesia. Untuk memperkuat tatanan kesehatan global, terutama dalam kesiapsiagaan menghadapi pandemi di masa datang, gagasan besar yang membutuhkan energi dan koordinasi para pemimpin dunia dari sektor ekonomi dan kesehatan kini menjadi nyata.

Kedua, selesainya evaluasi independen terhadap inisiatif ACT-Accelerafor untuk memastikan akses negara-negara ke sumberdaya kesehatan dalam menanggulangi pandemi di masa depan.

Ketiga, Presidensi G20 lndonesia telah membuat kemajuan dengan mengajak negara anggota G20 memberikan fokus perhatian yang berkelanjutan pada surveilans genomik patogen, sebagai bagian penting dari pencegahan dan kesiapsiagaan pandemi.

Keempat, Presidensi G20 lndonesia juga berhasil mengharmonisasi sertifikasi kesehatan pada perjalanan internasional, membangun interoperabilitas sistem antar negara.

Kelima, pada Presidensi G20 lndonesia ini, negara-negara anggota G20 juga berhasil mencapai kesepakatan agar analisis kesenjangan dan pemetaan jaringan penelitian dan manufaktur vaksin, alat diagnosis, dan terapeutik dilaksanakan, serta akan dilanjutkan pada Prcsidensi G20 lndia.

Keenam, Presidensi G20 lndonesia juga memberi ruang bagi keberlanjutan pembahasan serta perhatian dunia akan penanggulanan Tuberkulosis, implementasi One Health, dan perlawanan terhadap Resesfensi Antimikroba.


Sebelum amanatnya diakhiri, Andjar melanjutkan bahwa Menkes menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya, kepada segenap insan kesehatan yang telah bahu membahu berjuang tanpa mengenal lelah dalam melaksanakan pembangunan kesehatan lndonesia. Perjuangan kita masih panjang. Saya berharap semua insan kesehatan agar:

  1. Terus mendorong terbangunnya gerakan masyarakat hidup bersih & sehat, diantaranya melalui konsumsi makanan bergizi seimbang, melakukan aktifitas fisik setiap hari, dan mencuci tangan dengan sabun,
  2. Terus mendorong masyarakat untuk memeriksakan kesehatannya secata rutin, baik pemeriksaan ibu hamil, pemantauan tumbuh kembang balita, imunisasi, pemeriksaan penyakit-penyakit sesuai siklus hidup, dan
  3. Terus mengembangkan diri dan organisasi dalam kompetensi dan memberikan pelayanan kesehatan terbaik kepada masyarakat. 


Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberkati dan melindungi upaya kita dalam mewujudkan Bangsa lndonesia yang sehat sejahtera.

Baca Juga

Pembaca

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama