Kolaborasi Akademisi Mahasiswa dan Komunitas Menghasilkan Virtual Tour untuk Desa Wisata Tegaren




Jawapes Surabaya - Sektor kepariwisataan merupakan sektor usaha yang paling jatuh akibat adanya pandemi COVID-19. Semua destinasi wisata di Indonesia menutup kunjungan mereka. Bahkan Pulau Bali yang selama ini menjadi magnet wisata utama di Indonesia menjadi sunyi senyap. Begitu juga dengan pariwisata di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur. 



Komunitas Simvoni, salah satu pegiat wisata di Provinsi Jawa Timur, juga menyampaikan hal yang sama untuk destinasi lokal maupun destinasi internasional. Hal ini juga tentu saja membawa pengaruh pada perkembangan ekonomi di Kabupaten Trenggalek secara umum. 

Pada sisi yang lain, sebelum pandemi terjadi pemerintah Kabupaten Trenggalek sedang menambah ruang investasi, seperti usaha perjalanan, pembukaan destinasi wisata baru, deklarasi seratus desa wisata (sadewa) sampai infrastruktur lainnya sebagai pendukung, seperti pembangunan bendungan dan anjungan cerdas.

Oleh karena itu, komunitas Simvoni sebagai komunitas yang peduli dengan kepariwisataan serta kesejarahan di Jawa Timur berkolaborasi dengan akademisi dari UPN “Veteran” Jawa Timur untuk memperbaiki geliat sektor pariwisata di Kabupaten Trenggalek. Tim dari UPN “Veteran” Jawa Timur juga berkepentingan untuk membantu pemerintah dalam mengangkat kembali pariwisata sebagai salah satu tema Rencana Induk Riset Nasional (RIRN). 

Dengan program pengabdian kepada masyarakat Penerapan Hasil Penelitian bagi Masyarakat (PIHAT) yang diluncurkan oleh UPN “Veteran” Jawa Timur, Simvoni dan tim dari UPN mengembangkan sebuah sistem pelayanan pariwisata secara digital. 

Digitalisasi ini termasuk pembuatan virtual tour yang membantu para pelanggan berinteraksi dengan Desa Wisata Tegaren secara virtual.
Selaku ketua pelaksana sekaligus founder dari Simvoni (www.museumindonesia.org), 

Tri Lathif, mengatakan bahwa kolaborasi yang dilaksanakan sangatlah penting karena saat ini adalah periode dimana semua pihak harus saling bergotong-royong untuk membangkitkan ekonomi dan pariwisata kembali. Tri Lathif menegaskan, “Saat ini kita belum bisa yakin pandemi telah berakhir. 

Kami dari akademisi merasa memiliki tanggung jawab akademis dan intelektual untuk membantu pemerintah daerah dan komunitas-komunitas yang peduli akan pariwisata untuk bisa bareng-bareng membangkitkan kembali pariwisata Jawa Timur”. Pada saat inilah kemudian tim UPN muncul dengan ide digitalisasi layanan pariwisata, yakni virtual tour, yang selama ini juga sudah dirintis oleh tim Simvoni. 





Amalia Anjani, sebagai bagian dari tim akademisi dari UPN Jawa Timur mengatakan, “Sudah menjadi kesepahaman umum dimana-mana bahwa sektor usaha pariwisata menjadi sektor usaha yang paling terpukul oleh pandemi. Kami mengusulkan adanya adaptasi virtual tour sebagai bagian dari usaha pariwisatayang ada di Kabupaten Trenggalek, yaitu di Desa Wisata Tegaren. 

Dosen yang akrab disapa Amel ini menambahkan, “Satu hal yang penting lagi tentang pengenalan virtual tour adalah kesiapan infrastruktur digitalnya. Kita ingin tidak hanya menyiapkan konsep virtual tour, namun juga memberikan urgensi pada penyediaan infrastruktur digital di desa wisata.”

Selain itu, kegiatan kolaborasi kerjasama industri dan akademisi ini juga mendukung program pemerintah, yakni Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Oleh karena itu, kegiatan ini juga melibatkan mahasiswa aktif dari berbagai macam program studi untuk bisa belajar langsung dari pelaku industri, khususnya pariwisata. 

Arva Rizqullah, salah seorang mahasiswa yang mengikuti kegiatan BIMA mengaku, “Saya awalnya penasaran dengan berbagai macam program MBKM. (Nurdin JP)


Pembaca

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama