 |
| Kondisi pasar hewan sumber-kolak |
Jawapes, SITUBONDO - Dampak wabah virus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang juga melanda beberapa daerah di Indonesia, berdampak harga ternak sapi di Kabupaten Situbondo turun.
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Kepala Pasar Hewan Situbondo Agung saat dikonfirmasi oleh awak media di Pasar Hewan Sumber-Kolak, Sabtu (4/6/2022). Menurut Agung selain harga, volume sapi yang masuk ke pasar hewan di Situbondo juga mengalami penurunan sekitar 20 sampai 25 persen. Sebelum adanya wabah PMK transaksi jual-beli ternak sapi sekitar 800 ekor lebih, namun saat ini hanya berkisar 600 ekor yang dibawa oleh pedagang. Kemudian dampak berikutnya yaitu, dalam waktu dua minggu ini retribusi pasar hewan yang dikelolahnya untuk setoran ke pemerintah daerah tidak mencapai target.
"Terkait harga sapi saat ini mengalami penurunan, karena sebelumnya harga satu ekor sapi pedet bisa tembus Rp 9 juta, tetapi sekarang pedagang menjual dengan harga murah yakni sekitar Rp6 juta lima ratus ribu. Tak hanya itu, sapi dewasa jantan dan betina juga turun harganya. Harga sapi turun berlaku pada semua pasar hewan yang ada di Kabupaten Situbondo. Sedangkan domba dan kambing sejauh ini harganya masih stabil," jelas Kepala pasar hewan.
Lebih lanjut, Agung menambahkan sebagai upaya mengantisipasi penularan virus PMK, pihaknya melakukan penyemprotan cairan disinfektan di area pasar hewan dan untuk Kabupaten Situbondo sendiri masih aman.
Ditempat terpisah, H. Jalil pedagang daging di Pasar Mimbaan baru mengatakan harga daging sapi masih standar yaitu Rp110 ribu perkilogram, namun daya beli masyarakat agak menurun sejak adanya wabah PMK. Penyebab pembeli daging sapi menurun karena mungkin masyarakat takut terkontaminasi virus PMK, padahal sebenarnya tidak berbahaya jika dikonsumsi manusia.
"Sebelum adanya wabah PMK, saya dapat menjual daging sapi 150 kilogram perharinya. Namun sekarang hanya mampu menjual 100 kilogram perharinya," pungkasnya. (Fno/Fit)
Pembaca
Posting Komentar