Proyek Peningkatan Latasir di Pekon Kota Agung Diduga Proyek Siluman dan Asal Jadi

Proyek Peningkatan Latasir di Gg.Peniongan Pekon Kota Agung yang diduga proyek siluman (3/8).




Jawapes Tanggamus - Pekerjaan proyek peningkatan jalan Lapis tipis aspal pasir (Latasir) di Jl. Ir. Hi. Juanda Gg. Peniongan Pekon Kota Agung, Kecamatan Kota Agung, Kabupaten Tanggamus, menjadi sorotan oleh warga setempat maupun warga yang melintas di lokasi.


Pasalnya, proyek peningkatan Latasir tersebut baru selesai, namun tanpa papan nama proyek. Hal inilah yang menjadi sorotan bagi warga bahwa pekerjaan peningkatan Latasir ini diduga sebagai proyek siluman.


Sesuai dengan UU Keterbukaan Informasi Publik (KIP) Nomor 14 Tahun 2008 dan Perpres Nomor 54 Tahun 2010 serta Nomor 70 Tahun 2012, dimana mengatur setiap pekerjaan bangunan fisik yang dibiayai oleh negara wajib memasang papan nama proyek. Baik memuat jenis kegiatan, lokasi proyek, Nomor Kontrak, waktu pelaksanaan proyek dan nilai kontrak serta jangka waktu lama pekerjaan. 


Pemasangan plang/papan nama proyek merupakan implementasi azas transparansi sehingga seluruh lapisan masyarakat, baik Media Massa, LSM dapat ikut serta dalam proses pengawasan proyek-proyek Pemerintah  tersebut.


Ditemui dirumahnya, salah satu warga Pekon Kota Agung yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan, proyek ini panjang nya kurang lebih 800 meter, dikerjakan sekitar 1 minggu, untuk Latasirnya dikerjakan 2 hari, baru beres hari ini, Selasa (03/08/2021).


"Anehnya sampai pekerjaan proyek ini beres, kami warga disini tidak melihat adanya plang nama proyek, sehingga kami tidak tau ini proyek dari Provinsi apa Kabupaten. Nilainya juga tidak ketahuan berapa," ujar Warga tersebut.


Lanjutnya, sekitar 450 meter Latasir dikerjakan hari Senin (2/8) kemarin, dengan ketebalan kurang dan adukan Latasir kebanyakan abu batu sehingga waktu digiling wales Latasir tersebut banyak pecah. Dengan lebar antara 2,30 meter sampai 2,50 meter. Hari Ini Latasir yang dikerjakan panjang sekitar 350 meter lebar sekitar 3 meter.





"Setau saya pekerjaan proyek ini meliputi perbaikan onderlagh dan lapen dengan peningkatan latasir serta Pembangunan gorong-gorong panjang sekitar 4 meter yang dimana gorong-gorong tersebut pakai besi 10in dan anyaman hanya satu, tidak dobel," jelas Warga.


Tambahnya, ujung besi kiri kanan gorong-gorong tidak ditanam ke dinding semen melainkan hanya menempel sehingga kekuatannya tidak ada alias cepat ambruk. Kekuatan gorong-goorng hanya bertumpu pada papan penyangga coran.


"Pembangunan latasir dari titik 350 meter sampai 800 meter banyak pecah karena kebanyakan abu batu dan pasir sedangkan scriningnya sangat minim. Titik 450 meter sampai 500 meter ketebalan latasir hanya 1 cm, jalan bergelombang menimbulkan genangan air hujan. Jalan dipastikan tidak akan bertahan lama akibat genangan air hujan tersebut," tukas Warga.


Salah satu warga yang kebetulan melintas juga mengatakan kepada Awak media "mohon dilaporkan bang kepada pihak-pihak terkait tentang proyek ini, karena tidak jelas proyek dari mana dan kwalitasnya juga diragukan."


Awak Media pun mencoba mengkonfirmasi kepada Junaidi Sekdes Pekon Kota Agung tentang keberadaan proyek tersebut. 


"Proyek ini dari Provinsi, bukan dari Kabupaten. Kalau dari Kabupaten sudah sering mengajukan Proposal, tetap tidak pernah ada hasil, ini sampai Masa jabatan kepala Pekon sudah mau habis, tetapi tidak ada pembangunan dari Kabupaten," ujar Sekdes.


Lanjut Sekdes, untuk pekerjanya, selama pembangunan proyek ini memang tinggal dirumah saya.


Ketika ditanya siapa nama pemborong atau CV proyek tersebut, Sekdes menjawab tidak tau, "yang jelas pemborongnya dari Bandarlampung," pungkas Sekdes. (Ady)



Pembaca

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama