![]() |
| Jalan Raya Kemangkon - Panican dititik saat kejadian peristiwa keributan, setengah jalan ditutup dengan batang pohon pisang dan batu. |
Jawapes Purbalingga - Beredar vidio adanya protes dari warga masyarakat Desa Kemangkon Kecamatan Kemangkon, Kabupaten Purbalingga tentang dump truk bermuatan pasir dari tambang yang berlokasi di Sungai Serayu wilayah desa setempat menyebabkan terjadi aksi emak-emak memblokade hingga terjadi ceos dengan pemilik tambang galian. Dalam vidio viral di medsos tersebut, terlihat aksi yang di dominasi oleh emak-emak bersitegang dengan pihak penambang galian pasir, Sabtu Sore (13/02/2021) sekira Pukul 16.30 Wib.
Dalam vidio nampak salah seorang laki-laki berbaju putih, bertopi terlihat marah-marah dan melawan warga sekitar hingga melempari sesuatu beberapa kali serta mendorong ibu-ibu yang protes akibat dari sirkulasi dump truk berlalu lalang dijalan setiap harinya membuat resah warga desa sekitar.
Dari peristiwa vidio viral itu, awak media Jawapes melakukan penelusuran ke lokasi tempat kejadian pada Minggu Sore (14/02/2021) Pukul 16.50 Wib dan bertemu dengan beberapa warga. Salah satu warga dengan inisial Ar (laki-laki) yang merupakan warga Rt.02/Rw.01 Desa Kemangkon saat dikonfirmasi mengatakan, bahwa laki-laki berbaju putih yang bertopi dan melempari saat di vidio itu bernama Broto sebagai pemilik salah satu tambang pasir. Yang dia lempar adalah berupa sabun colek hingga mengenai muka para ibu-ibu, katanya.
Dirinya (Ar) saat itu hanya mencoba melerai karena saat itu terlihat ada pelemparan sabun colek dan dorong-dorongan, dan sebagai antisipasi saya menenangkan Broto agar jangan ada anarkis kepada warga. Dengan kejadian tersebut, anak perempuan yang bernama Asriyani turut maju kedepan hingga akhirnya terkena pukulan tangan dari Broto.
"Bila warga pada saat itu ingin anarkis bisa saja, setelah anak saya kena pukulan. Dengan adanya pukulan itu, saya melaporkan ke Polres Purbalingga setelah dilakukan visum. Selain itu, terdapat juga ibu-ibu yang terkena pelemparan sabun oleh Broto hingga mata merasa pedih," ungkapnya.
Adapun menurut beberapa warga setempat, hal yang memicu adanya protes warga adalah pihak penambang mengingkari kesepakatan yang dibuat saat mediasi. Keluar masuknya dump truck dari tambang pasir yang seharusnya hanya 30 dump truk namun yang terjadi hingga mencapai 40 dump truk. Dari pengingkaran itu maka terbentuklah aksi warga untuk protes pada Jumat (13/02), agar pihak penambang itu beroperasi dari Pukul 07.00 sampai Pukul 17.00 Wib adalah hanya 30 dump truk saja namun pada Sabtu (14/02) lebih dari 30 Dump truck sehingga warga aksi protes dan menghadang sebanyak 8 dump truck yang melintas, jelas salah satu warga setempat.
Dalam peristiwa tersebut, jalan Kabupaten yang menghubungkan antara Desa Kemangkon dengan Desa Panican, setengah jalannya ditutup oleh warga dengan menggunakam Pohon Pisang, batu dan benda lainnya.
Adanya aktivitas kendaraan truk bermuatan pasir dari tambang galian C di dua lokasi yang berada di Desa Kemangkon tersebut, mengakibatkan jalan menjadi rusak dan membuat aktivitas warga tidak nyaman, imbuhnya.(SoN)
View


Posting Komentar
Hi Please, Do not Spam in Comments