TANTANGAN LAIN MEDIA CETAK VS MEDIA ONLINE


Jawapes Surabaya - Persaingan media massa pada era digital kini kian sengit. Media cetak, elektronik, dan online saling menampilkan informasi teraktual dan mendalam untuk menarik perhatian publik. Akibatnya, muncul anggapan persaingan itu akan mematikan media cetak karena gencarnya pemberitaan media online dan elektronik.

Menurut Ir. PRIHANDOYO KUSWANTO (Ketua Rumah Pancasila) media cetak, yakni koran/surat kabar akan terus hidup. Bahkan, antara media cetak dan online justru akan saling bersinergi untuk menyampaikan informasi yang beragam dan kaya.

PRIHANDOYO KUSWANTO
“Media cetak dan online akan saling bersinergi dan tak akan mematikan karena keduanya memiliki konsep pemberitaan yang berbeda,” ujarnya sewaktu awak media bertandang di kediamannya.         

Di sisi lain NANANG SUNDOWO, Tokoh Pemuda dari KBRS (Keluarga Besar Rakyat Surabaya) menjelaskan, media online menyampaikan berita secara cepat dan singkat. Sedangkan, koran atau surat kabar menyampaikan berita yang lebih kontekstual untuk pembacanya. Misalnya, "ketika terjadi sebuah peristiwa, media cetak akan mencoba menyampaikan secara perinci, mulai dari awal kejadian, penyebab, hingga langkah-langkah yang dilakukan untuk mengatasi peristiwa itu", kata Nanang Sundowo menjelaskan.

Karena itu pula, walau bisa mendapatkan informasi sebuah peristiwa melalui media online, untuk info yang lebih mendalam, mereka tetap membaca koran. Pembacapun optimistis, koran atau media cetak tetap sangat dibutuhkan pembaca dan tak akan pernah hilang oleh zaman. 
Apalagi, bila media cetak itu mempunyai segmentasi khusus. 

Seperti JAWAPES yang menyasar komunitas Muslim dan Bisnis Indonesia yang menyasar kalangan pebisnis. Dengan segmentasi seperti itu, lanjutnya, media cetak tersebut akan terus dinantikan masyarakat karena mereka akan mendapatkan wawasan yang lebih luas dan mendalam tentang sebuah masalah.

Lebih lanjut,  Prihandoyo Kuswanto menjelaskan, untuk menghadapi ketatnya persaingan media, media cetak dan online harus saling bersinergi. Pada era konvergensi media saat ini, kata dia, perusahaan penerbit surat kabar tak bisa hanya mengandalkan satu media. 
Misal, hanya koran atau sebatas pada media online. “Ya cetak, ya online, harus kedua-duanya. Boleh juga menggabungkannya dengan elektronik,” paparnya Prihandoyo.
Ia mencontohkan, "berita online akan menyampaikan informasi yang bersifat breaking news dan untuk finishing akan disampaikan melalui media cetak".

NANANG SUNDOWO
            
Ada tantangan lain menurut Nanang Sundowo. Terjadinya lonjakan jumlah unit bisnis media, terutama media online dan TV lokal. Soal media cetak, JAWAPES harus tetap optimistis flatform media konvensional tersebut memiliki masa depan yang baik. “Sampai sekarang, peran media cetak belum tergantikan. Kedalaman dan ketajaman muatan pemberitaan media cetak tidak bisa tergantikan oleh media online,” tuturnya.

Pasca tumbangnya pemerintahan Orde Baru, tantangan pers saat ini bukan lagi menghadapi rezim pemerintah, melainkan kepentingan dari pebisnis dan politikus. 
Menurut Prihandoyo Kuswanto, "kesuksesan pers kerap diboncengi oleh para politikus dan pengusaha. Pers terancam kehilangan independensinya dan dipaksa menjadi partisan,” tuturnya.

Menyoroti masih rendahnya tingkat kesejahteraan pekerja media (wartawan) yang berbanding terbalik dengan euforia bisnis media di Tanah Air. Industri media semakin ramai, kantor-kantor berita berdiri megah, tapi sayang, kehidupan para wartawannya menyedihkan.

"Terima kasih JAWAPES .. Semoga tetap selalu berkarya, menjaga keprofesionalan agar lebih banyak di cintai penggemarnya" imbuh Prihandoyo menutup pembicaraan. (C San).

Pembaca

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama