Jawapes Surabaya - Penyerahan bantuan alat kesehatan (Alkes) dan tenaga medis serta para medis untuk rumah sakit Lapangan Covid-19 dari Panglima TNI kepada Pemerintah Propinsi Jawa Timur, dihadiri Kapolda Jatim Irjen Pol. Dr. Mohammad Fadil Imran, M.Si, yang bertempat di lobby Kodam V/ Brawijaya.
Hadir pula di dalam giat tersebut Gubernur Jatim, Pangdiv II Kostrad, Pangarmada II, Danpasmar 2, Danlanud Abdurahman Saleh, Danlanud Mulyono, Sekda Propinsi Jatim, serta Pejabat Utama dari TNI dan Polri lainnya.
Disamping itu, turut mendampingi Kapolda Jatim diantaranya, Karo Ops Polda Jatim, Dirintelkam Polda Jatim, Dirlantas Polda Jatim, Kabidhumas Polda Jatim, Kabiddokkes Polda Jatim.
Di dalam penyerahan bantuan Alkes, tenaga medis dan para medis dari Panglima TNI ini, diserahkan secara simbolis oleh Pangkogabwilhan II Marsekal Madya TNI Imran Baidirus, S.E. kepada Pangdam V/ Brawijaya Mayjend TNI Iryansyah, S.Sos, M.M.
Bantuan yang diserah-terimakan antara lain, 3.000 pcs digital thermogun, 4.000 box masker 3 ply, 1.000 kaca mata google, 3.000 set alat pelindung diri (APD) dan 2.000 pcs rapid test serta 10 tenaga medis yang akan diperbantukan meliputi, ahli paru, penyakit dalam, anestesi dan 20 tenaga para medis.
Pangkogabwilhan II menyampaikan, bantuan ini merupakan perhatian yang serius dari Panglima TNI untuk percepatan penanganan Covid-19 di Jawa Timur dan sekaligus sebagai tindak-lanjut kedatangan saya sepekan yang lalu di Surabaya, di dalam sambutannya.
Selanjutnya, Pangdam V/ Brawijaya melakukan koordinasi dengan pemerintah Propinsi dan Pemerintah Kota Surabaya. "Sekali lagi diperlukan sinergitas dan kesadaran serta kedisiplinan masyarakat di dalam pencegahan perkembangan Covid-19 ini" tutur Pangkogabwilhan II.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menyampaikan, bahwa kita sudah banyak menerima bantuan berupa alat kesehatan dari berbagai pihak, namun bantuan berupa tenaga medis dan para medis, sepertinya saya mendapatkan Lailatul Qodar.
"Semoga dengan bantuan ini, akan menambah percepatan penanganan Covid-19 di daerah Jawa Timur," jelasnya.
Para ulama dan Pondok pesantren menunggu arahan dari pemerintah dan akan bekerja-sama di dalam menerapkan protokol kesehatan untuk berlangsungnya kegiatannya, sehingga akan terbentuk pondok pesantren yang tangguh, sebagaimana program yang telah dirintis bersama Pangdam V/ Brawijaya dan Kapolda Jatim seperti "Kampung Tangguh".
Semoga prototipe Pesantren Tangguh akan menjadi acuan bagi daerah lain bahkan menjadi acuan atau referensi bagi wilayah di seluruh Indonesia.
(Dedy)
View
Posting Komentar