Tanpa Sentuhan Pemkab, Mantan Kades Sukses Jadi Petani Kedelai Malika

Jawapes Pacitan - Mantan Kades di era tahun 2002 - 2012, dialah Tumaji warga Rt 01 Rw 02, Dusun Krajan Desa Kembang, Pacitan, telah berhasil membuktikan bahwa menjadi seorang petani juga bisa sukses.

Awalnya, sejak tahun 2007, Tumaji mulai menekuni jadi petani Kedelai Malika, yang waktu itu hanya ikut - ikutan saja. Hari demi hari, lantaran ketekunannya bertani Kedelai Malika bersama teman - teman petani di daerah Kecamatan Pringkuku sampai tahun 2012, walau perjuangannya pun tidak semudah apa yang di bayangkan. Banyaknya tantangan, liku - liku dan kesulitan - kesulitan yang di jumpainya, membuat ia bertekad akan kemampuannya, bahwa menjadi petani akan bisa jadi orang yang sukses.                     

Tumaji mengatakan dihadapan wartawan Jawapes, Minggu (19/1/2020) bahwa ia meyakini dari hal yang terpenting dalam semangat hidup kita ini adalah, bagaimana hidup kita bisa bermanfaat bagi para petani yang ada di wilayah kita, karena kita adalah masyarakat petani, berawal dari sebuah keprihatinan. Mana kala para petani pada saat panen sering mengalami harga anjlok, hancur, ia tidak pernah mendapatkan harga yang sepadan, ia tidak pernah mendapatkan uang tunai, kadang kala hasil panen dihutang dengan tempo berbulan - bulan, bahkan sampai terjadi tak terbayar.

Keseriusan Tumaji setelah tidak menjabat sebagai Kepala Desa, melihat keprihatinan para petani, ia terpanggil untuk berbuat walaupun sedikit bisa membantu petani malika. Bersedia sebagai jembatan selama dirinya kuat membantu para petani Malika.

"Saat ini saya mulai membangun kemitraan para petani disekitar kita, bahkan saya sudah merambah ke daerah Jawa tengah, diantaranya daerah Pracimantorro, Baturetno sampai Wonogiri. Dengan teman - teman asosiasi kemitraan kedelai hitam ini, berusaha menyediakan kepada Unilever Bangau agar tidak mendatangkan kedelai hitam dari luar negeri," katanya.

Tumaji menambahkan, kebetulan saya dipercaya menjadi Sekjend Asosiasi Kemitraan Kedelai Hitam, jadi saya berharap semua kebutuhan Bangau Unilever kita cukupi. Saya dan teman - teman akan berjuang,  dalam rangka bagaimana petani Kedelai Malika bisa menjadi mitra kami.

"Dalam membangun kemitraan kepada para petani kedelai hitam, perlunya kita menjadi pendamping mereka, kita berikan benih, lalu kita pantau sampai panen, dan juga mengenalkan bagaimana mengolah tanah dalam pertanian yang sesuai dengan prosedur," ujarnya.

Menurutnya, pengolahan tanah sebelum masa tanam adalah kunci keberhasilan. Lahan harus diberi pupuk yang tepat dan pas komposisinya. Selain itu, mereka harus mempertimbangkan kandungan mikroba di dalam tanah serta memperhatikan kondisi alam.

Keputusan Tumaji untuk mendampingi petani kedelai hitam tak langsung menuai hasil positif, ada juga menemui kendala. Ia sabar dalam menauladani para petani, sebagai kontroling demi kesuksesan para petani sebagai mitra. 

Bukannya kapok, kegagalan itu malah makin memotivasi Tumaji. Ia selalu menggunakan uang pribadinya membangun kemandirian dan membuat kemitraan dengan petani lainnya.

"Setiap tahun ada kuota yang ditawarkan kita, walaupun masih dibilang kecil, sementara saya dan mitra petani kedelai hitam hanya mampu menyediakan 100 ton setiap bulannya, dan saya berharap hasil panen para petani bisa naik terus sehingga kami bisa menargetkan sampai mampu menyediakan 250 ton sesuai kuota yang diperlukan oleh Bangau Unilever," terang Tumaji.

Kegigihan dan kerja keras Tumaji kemudian membuahkan hasil yang memuaskan di tahun 2020 ini, dalam uji coba di Lahan KODIM pun  menghasilkan panen yang bagus.

Agar hasil panen mendapat harga jual yang bagus, Tumaji tidak menjualnya ke tengkulak atau penadah. Ia lebih memilih bermitra dengan salah satu perusahaan kecap terbesar di Indonesia yaitu Kecap Cap Bangau.

Kiat saya adalah kemandirian merupakan kepuasan tersendiri tanpa harus terbantu dan dibantu dari dinas manapun. Selama ini saya berjalan dengan biaya sendiri, menggali ilmu sendiri, sampai bisa berkembang dan menghidupkan para petani kedelai hitam menjadi mitra kami, pungkasnya.(tim)
Baca Juga

Pembaca

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama