Jawapes Surabaya - Satreskrim Polrestabes Surabaya sedang menangani terkait penyekapan dan pengeroyokan serta kekerasan terhadap anak di jalan Rajawali Surabaya, ( Tepatnya di depan SMPN 5 ), dengan melibatkan dua Geng yaitu Kampung Jawara berlokasi di Simo Pomahan Surabaya sedangkan All Star yang berada di berbagai tempat di wilayah Surabaya Utara.
AKBP Sudamiran, S.H, M.H, Kasatreskrim Polrestabes Surabaya mengatakan, kejadian ini berawal pada 22 September 2019, ada seorang korban yang disekap di tiga tempat, di daerah Krembangan Surabaya lalu ke Simo Surabaya kemudian dibawa ke Menganti Gresik, ( 14 /10/2019 ).
Korban yang disekap itu lalu dianiaya dengan dipukuli dan dipaksa untuk mengakui mengambil motor milik anggota Geng All Star, ketika terjadi keributan di jalan Demak Surabaya sambil di video, kemudian video tersebut ditampilkan di salah satu akun Facebook, " Jadi kedua Geng ini saling menuduh bahwa sepeda motornya telah hilang, " lanjutnya.
Terkait penyekapan dan penganiayaan terhadap korban tersebut akhirnya Unit Jatanras Satreskrim Polrestabes Surabaya berhasil menemukannya di Menganti Gresik dengan menetapkan sembilan orang sebagai tersangka, sambungnya.
AKBP Sudamiran menjelaskan, " Dari sembilan orang tersangka tersebut tujuh orang masih anak - anak (Dibawa umur) dan tidak ditahan, namun dititipkan ke tempat penitipan anak yang bermasalah dengan hukum di Pemprov Jatim, sedangkan dua tersangka yaitu Rizaldi (18) warga Simorejo A /IV/ 42 Surabaya dan Iqrom (22) warga Dusun Sidowungu Menganti Gresik ditahan di Polrestabes Surabaya.
Satreskrim Polrestabes Surabaya kemudian melakukan pengembangan kasus ini lebih lanjut karena setiap sabtu malam minggu dua Geng melaksanakan aktivitas, Kita melalui patroli Cyber dapat mendekteksinya, minggu yang lalu berhasil menangkap sembilan anak, kemudian sabtu kemarin mengamankan tujuh belas orang dan diantaranya ada dua orang perempuan, sedangkan tadi malam hasil patroli dari Tim Cyber bahwa Geng tersebut sedang menggalang dana, paparnya.
AKBP Sudamiran menerangkan, dana tersebut akan dipergunakan untuk membeli bahan baku, rencananya bahan baku itu akan dibuat senjata tajam seperti, " Clurit, Parang, Gergaji, Pisau dan senjata tajam lainnya." Pembuatan senjata tajam ini tujuannya untuk digunakan saling balas dendam, karena korbannya dari Geng All Star, maka Geng All Star ingin balas dendam ke Geng Kampung Jawara, tambahnya.
AKBP Sudamiran menegaskan, Kita juga berhasil mendeteksi Geng All Star bahwa Geng ini mempunyai 61 group WhatsApp ( WA ) dan setiap groupnya memiliki kurang lebih 150 hingga sampai 200 orang anggota dan dikendalikan oleh admin group.
Kapolrestabes Surabaya juga sudah melakukan koordinasi dengan Walikota Surabaya minggu lalu dan sudah mengambil langkah untuk mempertemukan kedua belah Geng yang menamakan, " All Star dan Kampung Jawara, " dengan melibatkan orang tua dan guru untuk di damaikan, sambungnya.
AKBP Sudamiran menambahkan, setelah Walikota Surabaya dan Kapolrestabes Surabaya sudah melakukan langkah - langkah ini sangat berdampak di group, ada yang langsung live di group WA, namun juga ada yang tidak setuju karena merasa temannya sudah dianiaya.
" Jadi ini tugas bersama, Kita menghimbau kepada orang tua hentikan, Geng ini harus kita bubarkan karena tidak ada kegiatan yang positif itu hanya ikut - ikutan, yang paling mengerikan masih ada pelajar Sekolah Dasar ( SD ), kalau ditanya Dia hanya ikut - ikutan, cara bergeraknya dan mengumpulkan massa melalui alat komunikasi di WA, " tandasnya.
( Dedy )
View
Posting Komentar