Kirab napak tilas Bupati Gadingrejo Joyonegoro yang sudah menjadi agenda tahunan pemerintah dan masyarakat Slahung ini, diberangkatkan dari Desa Nailan menuju Desa Slahung dengan membawa tiga pusaka yang dikirab yakni Tombak Tunggul Nogo, Payung Songsong Buwono dan Tongkat Jati Kumoro.
Pada acara kirab tersebut, diikuti oleh Camat Slahung, Imam Rohni, S.Sos., M.Si, beserta jajaran muspika, seluruh kepala desa beserta perangkat, sekolahan yang ada di Slahung juga berbagai organisasi dan masyarakat Slahung.
Disampaikan oleh Camat Slahung, Imam Rohni, S.Sos., M.Si, bahwa acara kirab tersebut merupakan napak tilas, sebagai bentuk mengingat kembali perjuangan Bupati Gadingrejo yang selama itu sudah menjalankan tugasnya sebagai Bupati di Ponorogo wilayah selatan, pada masa tahun 1604-1611 M, tutur Imam Rohni, S.Sos., M.Si.
Imam Rohni selaku Camat Slahung, juga mengucapkan terimakasih kepada seluruh panitia, yang telah berusaha keras untuk pelaksanaan tersebut. Juga terimakasih kepada seluruh masyarakat Slahung, telah berpartisipasi ikut berperan dalam acara tersebut, sehingga semuanya berjalan lancar dan meriah.
Kepada awak media, Kepala Desa Tugurejo, Siswanto menyampaikan bahwa Slahung berasal dari kata selong atau pengasingan. Joyonegoro usai kekuasaannya diberhentikan, lalu menjalani pengasingan di Tumpak Swangon, di Gunung Loreng. Joyonegoro sendiri merupakan putera dari panembahan senopati di Mataram.
Dengan tradisi Napak tilas kirab Joyonegoro ini diharapkan, agar para generasi muda paham mengenai sejarah, juga untuk ajang guyup rukun, mempersatukan warga melalui napak tilas Joyonegoro ini yang bisa digelar secara turun temurun.(Gst)
View
Posting Komentar