Jawapes Probolinggo – Pemerintah Kota Probolinggo memberangkatkan 31 peserta Pendidikan dan Latihan Dasar (Diklatsar) BAZNAS Tanggap Bencana menuju Situbondo untuk mengikuti pelatihan penanganan kedaruratan selama tiga hari. Pelepasan resmi dilakukan Wali Kota Probolinggo dr. Aminuddin di halaman Kantor Wali Kota, dijalan panglima Sudirman, Jumat (5/12).
Rombongan peserta yang sebagian besar merupakan penerima beasiswa BAZNAS itu berangkat menggunakan truk milik Kodim 0820 Probolinggo. Keberangkatan mereka didampingi jajaran BAZNAS Kota Probolinggo serta perwakilan unsur pemerintah daerah.
Acara pelepasan dihadiri oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan Aries Santoso, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Budiono Wirawan, dan perwakilan dari Kodim 0820 Probolinggo. Kehadiran pimpinan daerah disebut sebagai bentuk dukungan terhadap penguatan bagi relawan kebencanaan.
Ketua BAZNAS Kota Probolinggo Hakimuddin, menjelaskan bahwa pembentukan tim ini merupakan langkah strategis memperkuat kesiapsiagaan lokal menghadapi potensi bencana. Selama pelatihan, peserta akan mendapatkan pembekalan teknis, penguatan mental, dan simulasi lapangan dari BAZNAS Jawa Timur.
Ia menuturkan sebagian peserta telah berpengalaman dalam penugasan kebencanaan. "Para alumni pernah diterjunkan saat ponpes roboh di Sidoarjo dan beberapa kejadian lainnya. Pelatihan ini penting untuk menambah kapasitas, memperkuat ketahanan, dan menambah pengalaman mereka," ungkapnya.
Dalam arahannya, Wali Kota Aminuddin menekankan pentingnya membangun tim yang mampu bergerak cepat di tengah situasi darurat. Ia menilai kemampuan merespons dengan tepat merupakan kunci keberhasilan operasi penyelamatan di lapangan.
"Kegiatan ini sangat positif karena membentuk pasukan respon cepat yang siap diterjunkan kapan pun dibutuhkan. Kecepatan merespon kondisi darurat menentukan keselamatan warga," tegasnya di hadapan peserta.
Aminuddin juga membagikan pengalaman pribadinya ketika bertugas di Bengkulu. Ia menceritakan bagaimana dirinya merasakan langsung gempa berkekuatan 7,1 SR dan situasi panik yang terjadi saat itu. Pengalaman tersebut menjadi pelajaran penting bagi para peserta.
"Panikan justru membuat keadaan semakin sulit. Karena itu kalian harus tetap tenang, responsif, dan tahu langkah yang harus diambil. Itu kunci keselamatan diri dan keberhasilan misi penyelamatan," pesannya.
Pemerintah Kota Probolinggo berharap keikutsertaan peserta dalam Diklatsar ini dapat melahirkan relawan-relawan muda yang tangguh, terlatih, dan mampu memberikan bantuan cepat pada situasi bencana. Penguatan kapasitas relawan dinilai penting untuk mendukung mitigasi di berbagai wilayah. (Ko/Id)
View

Posting Komentar
Hi Please, Do not Spam in Comments