Walikota Probolinggo Janji Pulihkan Haical Korban Ponpes Sidoarjo, Fasilitasi Kaki Palsu dan Pendidikan

Jawapes Probolinggo - Wali Kota Probolinggo dr. Aminuddin dan Wakil Wali Kota Ina Dwi Lestari menjenguk Syehlendra Haical Raka Aditya (13), santri korban selamat insiden ambruknya bangunan Musholla Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo. Haical, yang kaki kirinya harus diamputasi, kini menjalani pemulihan di rumah orang tuanya di Kota Probolinggo.

Kunjungan Wali Kota Amin dan Wawali Ina dilakukan pada Jumat (17/10) siang di kediaman orang tua Haical, Abdul Hawi (40) dan Dwi Ajeng (36), di Perum Arum Abadi Bogowonto, Kelurahan Jrebeng Kulon, Kecamatan Kedopok.

Santri kelas 1 MTs tersebut sempat menjalani perawatan selama dua minggu di RSUD dr. Notopuro Sidoarjo. Kondisinya yang berangsur membaik memungkinkan ia pulang pada Kamis (16/10), meski tetap harus menjalani kontrol rutin.

Wali Kota Amin mengaku baru mengetahui bahwa keluarga Haical telah menetap di Kota Probolinggo, berpindah dari Kabupaten Probolinggo. "Kita baru tahu terakhir ini bahwa Haical tinggalnya di Kota Probolinggo. Ternyata keluarga Haical sudah pindah ke sini sebulan sebelum Haical mondok ke Sidoarjo," ujar Dokter Amin.

Bersamaan dengan kunjungan, Wali Kota Amin menyerahkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang menandakan Haical dan keluarga kini sah menjadi warga Kota Probolinggo.

Meski kondisi fisiknya stabil, Dokter Amin menyoroti trauma berat yang dialami Haical, baik secara fisik maupun mental. Pemerintah Kota Probolinggo berkomitmen memantau pemulihan Haical secara total.

"Langkah-langkah yang telah disiapkan terkait kondisi fisik adalah follow up kontrol kesehatan Haical secara rutin di Sidoarjo. Kalau memang tidak diperlukan tindakan spesifik di sana bisa kita lakukan di sini sampai sembuh," jelasnya.

Pemkot Probolinggo juga berjanji mengurus kebutuhan Protesis (kaki palsu) melalui Kementerian Kesehatan RI. Tujuannya, Haical bisa memiliki alat bantu untuk beraktivitas sehari-hari.

Untuk kesehatan mental, Dokter Amin menyiapkan psikolog tidak hanya untuk Haical, tetapi juga untuk orang tua dan orang di sekitarnya. "Pascatrauma psikis itu potensi timbulnya masih ada, entah dalam mimpi, kaget, hilang konsentrasi, tiba-tiba melamun. Kalau tidak ditemani terus akan menimbulkan dampak yang kurang baik," tegasnya.

Selain pendampingan medis dan psikis, Pemkot Probolinggo akan memfasilitasi pendidikan Haical di Kota Probolinggo. Rencananya, Haical akan melanjutkan sekolah di SMP Negeri 1.

Ayah Haical, Abdul Hawi, menyampaikan rasa syukur atas keselamatan anaknya, meskipun harus kehilangan kaki kirinya. "Alhamdulillah, saya sangat bersyukur anak saya bisa selamat dari runtuhnya bangunan musholla di ponpes, meskipun kaki kirinya harus diamputasi. Saat ini kondisinya mulai stabil," kata Hawi.

Mengenai kelanjutan sekolah, Hawi menyebut akan mengikuti pilihan anaknya untuk sementara waktu bersekolah di SMPN 1, sebelum nantinya kembali ke Pondok.

Hawi juga menyampaikan terima kasih atas perhatian dan dukungan penuh dari Wali Kota, Wakil Wali Kota, dan seluruh jajaran Pemkot Probolinggo.

Turut mendampingi dalam kunjungan tersebut Pj. Sekretaris Daerah Kota Probolinggo, Kepala Dinkes PPKB, Kepala Dinsos PPPA, Kabag Kesra, Camat Kedopok, Lurah Jrebeng Kulon, dan Ketua Baznas Kota Probolinggo,(kf/Id)

Baca Juga

View

Post a Comment

Hi Please, Do not Spam in Comments

Lebih baru Lebih lama

Rizal Diansyah, ST

Pimpred Media Jawapes. WA: 0818306669

Countact Pengaduan