Jawapes Probolinggo – BKKBN Jawa Timur menggandeng Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UIN Sunan Ampel Surabaya (UINSA) serta Asosiasi Penghulu Republik Indonesia (APRI) Kabupaten Probolinggo dalam sebuah workshop untuk mengatasi masalah stunting.
Kegiatan yang bertajuk "Pencegahan Stunting untuk Generasi Sehat dan Berkualitas" ini digelar di Aula KUA Sumberasih, Probolinggo, dengan melibatkan tokoh masyarakat dan agama, serta para penghulu.
Dalam sambutannya, Wakil Dekan FISIP UINSA, Dr. H.M. Ilyas Rolis, menekankan pentingnya aksi nyata dalam pencegahan stunting. "Stunting bukan hanya soal fisik anak, tetapi juga berdampak pada kualitas generasi penerus bangsa," ujar Ilyas. Ia menambahkan, upaya pencegahan harus dimulai jauh sebelum kehamilan, dengan meningkatkan pemenuhan gizi ibu hamil dan akses sanitasi yang layak.
Workshop ini terdiri dari dua sesi utama. Sesi pertama membahas peran orang tua dalam pencegahan stunting dan dampak sosial budaya pada praktik pernikahan anak. Sesi kedua diisi oleh Ketua APRI Jawa Timur, H. Wawan Ali Suhudi, yang menjelaskan strategi membangun ekosistem keagamaan untuk meningkatkan kesadaran stunting.
Kegiatan ini juga melibatkan penghulu dan penyuluh agama, yang diharapkan dapat menjadi agen perubahan dengan memberikan edukasi kepada calon pengantin dan keluarga muda mengenai pentingnya gizi yang baik serta kesiapan mental dalam membangun keluarga sehat. Para peserta workshop juga menyusun rekomendasi untuk pemerintah agar lebih fokus pada langkah konkret di tingkat desa dan kecamatan.
Dengan adanya kolaborasi ini, BKKBN berharap upaya penanggulangan stunting di Kabupaten Probolinggo dapat semakin efektif melalui keterlibatan berbagai elemen masyarakat. "Pencegahan stunting harus menjadi tanggung jawab bersama, tidak hanya pemerintah," kata Ghasa Renaldi, Sekretaris BKKBN Jawa Timur.(Id)
View
Posting Komentar
Hi Please, Do not Spam in Comments