Ruwat Bumi Desa Pengadegan, Bentuk Rasa Syukur kepada Sang Pencipta


Jawapes, BANYUMAS – Ruwatan bumi adalah tradisi masyarakat  yang dilakukan sebagai ungkapan syukur atas hasil bumi, pengharapan untuk panen berikutnya lebih baik, dan penghormatan kepada leluhur.


Ruwat bumi merupakan bagian dari kearifan lokal yang terus dijaga dan dilestarikan oleh masyarakat.


Hal terkait dilakukan Pemerintah Desa pengadegan Kecamatan Wangon bersama masyarakat, menggelar acara tersebut sebagai kegiatan rutin setiap datangnya bulan Apit (kalender jawa-red), Selasa Kliwon (13/5/2025).


Masyarakat berkumpul, tua muda hingga anak anak disepanjang jalan di Dusun 2 setempat, dengan membawa makanan hasil bumi dari berbagai hidangan yang dikemas (tumpeng) untuk dijajakan dan dimakan bersama-sama.


Ini diartikan sebagai upaya untuk membebaskan wilayah dari segala marabahaya dan memperoleh keselamatan bagi masyarakat.


Menurut Kepala Desa Pengadegan kepada awak media membeberkan, bahwa ruwat bumi memiliki makna “membersihkan” atau “memperbaharui” bumi, secara umum. "Tradisi ini juga dapat diartikan sebagai “mengumpulkan” semua anggota masyarakat dan hasil bumi untuk dirayakan atas nikmat yang diberikan oleh Alloh SWT,” ujar Kursiwan.


Ruwat bumi diyakini dapat mengusir penyakit dan hama yang dapat menyerang perkebunan warga dan sekaligus memohon keselamatan bagi wilayah dan seluruh warganya.


Dengan demikian ruwat bumi memiliki makna yang mendalam dengan  memperkuat hubungan masyarakat dengan alam dan Tuhan,” paparnya. (mugi ir)

Baca Juga

Pembaca

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama