Jawapes, SIDOARJO - Dalam rangka melestarikan kebudayaan, Pemerintah Desa Rangkah Kidul menggelar ruwah desa, Sabtu (15/2/2025). Serangkaian acara turut menyemarakkan, antara lain lomba tumpeng hias, lomba yel yel Khotmil Qur'an dan gelaran wayang kulit.
Kades Rangkah Kidul, Warlheiyono menyampaikan bahwa pada malam hari merupakan puncak acara ruwah desa dengan menggelar wayang kulit persembahan Ki Dalang Sarjono dari Ngoro.
Tujuannya apa? Warlheiyono mengatakan bahwa acara ruwah desa yaitu melestarikan budaya nenek moyang zaman dahulu, terutama untuk menghargai para sesepuh yang babat alas hingga ada Desa Rangkah Kidul hingga sekarang.
"Ada tiga orang yang babat alas Desa Rangkah Kidul, yaitu Mbah Mrani dan anaknya bernama Mbah Santri serta Mbah Dowo. Tiga orang inilah yang berjasa atas munculnya desa ini," ujar Warlheiyono yang dikenal suka tampil nyentrik ini.
Dulu, sebutan Rangkah Kidul yang mempunyai wilayah sekitar 260 hektar yang didominasi kawasan tambak. Makanya, awal berdirinya Desa Rangkah Kidul di tahun 1938 itu, masih berupa lautan. Mulanya ditempati para pengungsi, cerita Kades Warlheiyono menirukan kisah terkait Desa Rangkah Kidul dari ayahnya yang mantan kepala desa periode keempat.
"Akhirnya sekarang wilayah Desa Rangkah Kidul sudah banyak penduduknya, namun area tambak lebih luas dibanding rumah penduduk yang sudah berdiri," urainya.
Intinya, ruwah desa digelar untuk melestarikan budaya nenek moyang yang sudah meninggal. Dari awal berdirinya Desa Rangkah Kidul, setiap tahun pasti digelar ruwah desa. Disamping sebagai bentuk syukur atas anugerah yang melimpah, juga melanjutkan tradisi yang sudah ada, pungkas Warlheiyono. (Tyaz)
Pembaca
Posting Komentar