Makna Menjalin Silaturahmi Di Hari Lebaran, Bani Mardjuki Hanafi



Jawapes Surabaya - Setiap manusia yang terlahir di dunia pasti memiliki ikatan dengan orang lain seperti orang tua, saudara, kakek, bibi, sepupu, dan seterusnya. Ikatan ini tersambung melalui jalur darah atau nasab. 

Dalam perspektif fiqih, mengetahui nasab sangat diperlukan, mengingat beberapa bab fiqih berkaitan erat dengannya, seperti untuk mengetahui ahli waris dan saudara mahram.


Dalam salah satu hadits disebutkan:
"Rasulullah bersabda: Kenalilah nasab-nasabmu, maka tali persaudaraanmu akan terus bersambung. Sesungguhnya jika tali persaudaraan terputus, maka hubungan itu menjadi jauh meskipun sebetulnya dekat. Sebaliknya, tali persaudaraan itu menjadi dekat bilamana kamu terus menyambungnya sekalipun telah jauh hubungannya."


Arahan hadits ini sangat jelas bahwa mengetahui nasab merupakan upaya merajut tali-temali antar saudara agar rukun dan harmonis. Mengetahui nasab yang dikemukakan ini bukan dalam rangka untuk membanggakannya, akan tetapi lebih kepada menjaga jalinan silaturahim agar tidak terputus. Sebab, banyak persaudaraan terputus meskipun saudara dekat, dan banyak pula persaudaraan tersambung meskipun saudara jauh.

Seperti yang di lakukan keluarga besar "Bani Mardjuki Hanafi", melakukan temu kangen sekalian silaturahmi dihari raya idhul fitri 1445 H. Rabu (01/05/2024) di Hulaan Menganti Gresik Jatim, di kediaman H. Udin. Dalam pertemuan ini cukup banyak sekali yang hadir hingga suasana tersebut tampak guyub dan meria.




Hubungan nasab/genealogis, meskipun telah cukup jauh atau merenggang, akan bisa merekat kembali ketika jalinan silaturahim terus berlangsung. Dalam struktur silsilah Jawa, generasi pertama disebut anak, generasi kedua cucu, generasi ketiga buyut, generasi keempat canggah, generasi kelima wareng, generasi keenam udeg-udeg, dan semua itu bisa tetap terjaga, merekat bilamana rutin mengadakan pertemuan antar keluarga.

Hadits ini menjadi dasar akan pentingnya mengetahui nasab dalam rangka untuk menjaga silaturahim. Bahkan beberapa tokoh mengadakan pertemuan keluarga sebulan sekali dan diselingi pengajian. Meskipun yang kerap dijumpai biasanya di ramu dalam bentuk acara halal bi halal.

Di samping dapat merajut silaturahim, mempelajari sesuatu dari nasab juga dapat memetakan jalur saudara dekat, jauh, terlebih saudara sepersusuan, saudara lain ibu, saudara kandung, dan bersemangat untuk saling berpesan kebaikan, serta tambah rezeki. Bukan untuk pamer dan membanggakan diri.


Namun pada kenyataannyua, tidak semua saudara atau kerabat berkenan untuk dirajut, disambung tali persaudaraannya. Bahkan kadang ada pula oknum yang menyembunyikan diri agar tidak diketahui asal-usulnya dan menolak untuk direkatkan kembali tali persaudaraannya dengan berbagai alasan. Hal ini mestinya perlu untuk mendapatkan pencerahan.


Secara ringkas, jika disimpulkan, maka mengetahui nasab memiliki manfaat.

Mempererat persaudaraan. Memperkenalkan generasi muda dengan yang tua,Menjalin persaudaraan antar sesama generasi, Mengingat kembali bahwa mereka semua berasal dari leluhur yang sama. Menyambung tali persaudaraan yang renggang atau bahkan putus, Membukakan pintu rezeki.

Semoga siaturrahmi kita bisa dapat menjaga fitrah. Minal ‘aidin wal faizin (artinya: mudah-mudahan kita termasuk yang kembali ke fitrah dan jadi orang-orang yang sukses).

Wallahu A’lam Bissowab. 
(CSan).

 

Pembaca

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama