Jawapes Surabaya - Ibarat tim sepak bola, kombinasi Anies Muhaimin merupakan kombinasi yang pas, istilah Cak Imin, pasangan Anies Imin seperti botol dengan tutupnya. Gaya menyerang dan menekan lawan dengan serangan serangan mematikan kini diterapkan. Umpan umpan cantik saling dilemparkan kepada tim dan disambut dengan baik untuk dimasukkan kedalam relung hati dan alam bawah sadar. Dan hasilnya luar biasa, dua kalimat itu menajdi viral dan perbincangan. Bahkan kini menjadi tag line dibebrapa diskusi, tulisan kaos dan humor humor berkelas.
Isu perubahan yang dibawah pasangan ini dimanage secara konsiten, sehingga tak ada celah bagi lawan untuk menjatuhkan, kecuali harus berbuat curang.
Dalam dua debat yang sudah dilakukan, Anies, capres nomor urut 1 ini, memporak porandakan pertahanan dua capres lainnya dengan konsitensi isu perubahan, salah satunya adalah isu korupsi dan kebebasan berpendapat yang terancam, demokrasi pada titik nadir.
Sehingga orang harus berhati hati menyampaikan kritik dan pendapat, salah satu yang dilakukan adalah dengan mengganti kata Indonesia saat ini dengan Wakanda dan Konoha. Ada ketakutan menyebut kata Indonesia untuk menyampaikan kritik kepada rezim, Wakanda dan Konoha sebagai upaya menghindar dari delik. Bagi pasangan capres nomor urut 1, situasi ini sebuah kemunduran dan ancaman.
Hal yang sama juga tentang korupsi dan pelanggaran HAM, Korupsi adalah sebuah ancaman, tapi sayangnya dalam pemberantasan korupsi rezim melakukan tebang pilih, padahal hukum seharusnya bersikap adil.
Pada soal pelanggaran HAM, pasangan ini berteriak keras agar masalah pelanggaran HAM diusut tuntas agar tidak meninggalkan beban masa lalu. Anies menghadirkan ayah Harun, Harun adalah bocah yang gugur tertembak saat memprotes dugaan kecurangan pemilu 2019. Namun sampai saat belum ada penyelesaian siapa pelakunya. Juga masalah pembunuhan di KM 50, 5 warga sipil tewas di tangan aparat. Belum ada penyelesaian siapa dalang dibalik itu semua, meski bukti bukti sudah jelas.
Bagi Anies situasi ini tak boleh diteruskan, Indonesia harus bersih dari itu semua, tidak boleh masyarakat Indonesia takut menyampaikan pendapat, mereka harus dijamin dan dilindungi, maka diakhir debat pertama, Anies menutup dengan satu kalimat yang viral, "Wakanda No More, Indonesia Forever".
Didebat kedua, cawapres Muhaimin Iskandar yang akrab disapa Cak Imin, membuka dialognya dengan kata slepet. Cak Imin menjelaskan bahwa slepet yang terbuat dari sarung yang biasa dipakai dalam sholat, dibuat seperti tali ,digulung, dan digunakan untuk mengingatkan santri bila dianggap melanggar aturan. Slepet ini lembut, tapi akan terasa keras bagi mereka yang terkena pukulan. Ini dilakukan bagi yang melanggar dalam tradisi pesantren.
Pada debat ini, Cak Imin menjelaskan betapa Indonesia ini butuh slepet, sebuah alat pengingat bagi yang melanggar, tapi akan menjadi kelembutan bagi yang taat terhadap peraturan.
Lalu Cak Imin mengatakan bahwa para koruptor yang mengambil hak rakyat kebanyakan ini harus di slepet. Tujuannya hanya satu agar mereka sadar dan mengembalikan uang rakyat yang dikorupsi. Hal yang sama terjadi pada kasus pelanggaran HAM. Aparat yang terlibat harus di slepet, agar mereka sadar bahwa mereka telah merampas hak masyarakat dan hak hidup yang dilindungi.
Bagi pasangan Amin, kalimat Wakanda No More, Indonesia Forever serta Slepet, adalah upaya perubahan Indonesia. Indonesia yang adil, makmur, sejahtera dan melindungi segenap rakyatnya.
Kombinasi apik ini tentu saja bukan sebuah kebetulan, tapi inilah sejatinya gagasan pasangan Amin untuk menjaga Indonesia.
Surabaya, 24 Desember 2023
Isa Ansori
Kolumnis dan Akademisi, Tinggal di Surabaya. (CSan).
View
Posting Komentar