![]() |
Menteri Agama, Fachrul Razi (foto: Ist) |
JAWAPES.OR.ID - Mantan Menteri Agama Republik Indonesia (Menag RI) Fachrul Razi ungkap alasan kenapa dirinya di-reshuffle oleh Presiden Joko Widodo dengan digantikan oleh Yaqut Cholil Qoumas sebagai Menteri Agama sampai saat ini.
Diketahui, Fachrul Razi merupakan mantan Menteri Agama pada tahun 2019 silam. Ia hanya 14 bulan menjabat sebagai Menteri Agama. Belakangan terungkap, Fachrul Razi di-reshuffle lantaran menolak perintah Presiden Jokowi membubarkan ormas Front Pembela Islam (FPI).
Pada Senin, 16 November 2020, Presiden Jokowi menggelar rapat kabinet terbatas. Berdasarkan undangan, agenda rapat kabinet tersebut pembubaran FPI.
Eks Menteri Agama, Fachrul Razi merupakan salah satu yang diundang oleh Presiden Jokowi untuk mengikuti rapat kabinet terbatas. Sebelum berangkat ke Istana Negara, mantan Kepala Staf Umum ABRI 1998-1999 itu sempat memperlihatkan undangan kepada istrinya.
"Mam, ini ada sidang kabinet terbatas. Topiknya hebat banget. Pembubaran FPI. Ada saran nggak mam," kata Fachrul ketika itu.
"Pap, kalau papa tetap bertahan tidak membubarkan FPI, tapi hanya membinanya, papa pasti 100 persen di-reshuffle," jawab Anni Sulistiowati, istri Fachrul Razi, dikutip dari gelora.co, Sabtu (2/12/23).
Lebih lanjut, Anni Sulistiowati mengatakan, "Tapi menurut saya, itu pilihan terbaik. Kalau nggak, papa malu sama umat Islam. Malu sama orang Aceh," imbuhnya.
Tak sampai di situ, istri Fahcrul Razi melanjutkan, keluarga bangga Fachrul Razi jadi Menteri Agama. Tapi, jauh lebih bangga suaminya itu jadi Jenderal bintang empat. Jenderal penuh.
Alasannya, untuk menjadi menteri, orang-orang yang dekat Presiden berpeluang diangkat. Namun, untuk menjadi Jenderal, harus berkarier selama 32 tahun di TNI, tidak semua orang bisa mencapai level itu.
Itu sebabnya, langkah Fachrul Razi menuju Istana Negara saat itu menjadi lebih ringan. Dia sudah siap dengan segala konsekuensinya. Termasuk diganti dari Menteri Agama walau baru menjabat setahun lebih sedikit.
Dalam rapat kabinet itu, sejumlah Menteri dan Kepala Badan hadir. Mereka semua sepakat untuk membubarkan FPI.
Eks Menteri Agama Fachrul Razi bertahan sendirian. Dia mengemukakan sejumlah alasan menolak membubarkan FPI. Fachrul Razi juga mengaggap FPI itu tidak berbahaya. Tidak perlu dibubarkan, cukup dibina.
Eks Menteri Agama sekaligus Gubernur Akademi Militer itu juga menepis anggapan FPI radikal. Kalaupun ada, dia mengaku tidak sulit melakukan pembinaan.
"Saya katakan, kalau dia dalam wadah ormas FPI, itu lebih mudah dibina daripada berada diluar (organisasi)," lanjutnya dalam sebuah podcast yang dikutip, Jum'at (1/12/23).
Rapat kabinet itu akhirnya tidak melahirkan kesimpulan. Peserta rapat menyerahkan sepenuhnya kepada Presiden. Kira-kira sepekan kemudian, Fachrul Razi akhirnya benar-benar di-reshuffle.
Pada Rabu, (23/12/20), Presiden Jokowi melantik Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor, Yaqut Cholil Qoumas sebagai Menteri Agama. Diketahui, GP Ansor selama ini dikenal anti dengan FPI.
"Saat itu (ketika di-reshuffle) kita ketawa-ketawa aja karena sudah tahu (akan di-reshuffle)," kata Eks Kepala Staf Kodam VII/Wirabuana itu.
Selepas jadi Menteri Agama, pria yanv pernah menjabat sebagai Wakil Panglima TNI tahun 1999-2000 itu mengaku sempat ditawari Jokowi jadi duta besar. Namun, Fachrul menolak.
Fachrul Razi beralasan ingin lebih banyak menemani cucu-cucunya di Indonesia. Mendengar alasan itu, Presiden Jokowi hanya berkata, "Terima kasih." Setelah Fachrul Razi lengser, Pemerintah resmi membubarkan FPI pada Rabu, (30/12/2020). Aparat Kepolisian mencopoti baliho bertuliskan FPI maupun yang bergambar Habib Rizieq Shihab di kawasan Petamburan yang merupakan markas FPI.
(Bin/Herald)
Pembaca
Posting Komentar