Ada apa Dengan Wisata Jurang Kuping,...!

Ada apa Dengan Wisata Jurang Kuping,...!


Jawapes, Surabaya - Berawal dari tim media liputan ke lokasi yang semula jadi wisata Kuliner Jurang Kuping Kelurahan Benowo, Kecamatan Pakal Surabaya, tepatnya dikampung Rejosari. Dimana setelah mau masuk lokasi mulai dari pintu depan dengan membayar parkir 10rb untuk mobil, 5rb untuk sepeda motor. Sesuai dengan Tupoksi dari Jurnalis/wartawan untuk menghasilkan sebuah karya sehingga apa yang di lihat secara langsung disitulah ada sebuah Karya tulis.


Di lokasi tampak  beberapa warung begitu ramai diiringi dengan musik, perempuan bahkan ada minuman keras (miras) sebagai pengiring menikmati sebuah lagu yang di nyanyikan dengan bergantian. Dari sini diduga kurang sosialisasi, edukasi apa kurang tegasnya pemangku wilayah/aparatnya sehingga semakin merebak warung itu.


Diduga kuat  warung tersebut tidak memiliki ijin, namun tetap bebas beroperasi karena adanya beking.


Wisata Jurang Kuping sendiri sudah bermetamorfosa, dari tempat wisata untuk memancing berubah menjadi tempat wisata bagi kaum pemabuk yang ditemani oleh kaum hawa dengan dalih melepas penat.


Sungguh sangat ironis sekali aktivitas tersebut berdekatan dengan  lingkungan masyarakat sehingga dapat meluluh lantakkan cara berpikir generasi muda.


Camat Pakal, Deddy Sjahrial Kusuma terkesan bingung saat dikonfirmasi terkait hal itu.


"Razia, untuk razia kami harus persiapkan dulu mas. Karena itukan, akan dijadikan wahana. Jadi harus disosialisasikan dulu. Saya sendiri disini (Kecamatan Pakal) baru 6 bulan. Jadi butuh dilakukan sosialisasi, pendekatan dan ketemu dengan pihak disana. Kita sudah ada perencanaan untuk dijadikan tempat wahan dan taman safari sekaligus," ucap Deddy selaku Camat Pakal Surabaya.


Namun sayang, dari pembicaraan atau konfirmasi dengan Camat Pakal, beliau seolah -olah enggan untuk melakukan tindakan tegas dengan alibi kearifan lokal yang ada di Wisata Jurang Kuping tersebut.


"Bukan razia ya. Lebih tepatnya kita lakukan sosialisasi. Kan harus ditata. Kearifan lokal disana harus kita teladani dan dijunjung tinggi. Disana, kan ada paguyubannya, jadi disosialisasikan," pungkasnya.


Apa yang disampaikan  Camat Pakal terkait kearifan lokal, tentunya sangat bertolak belakang dengan kearifan lokal Bangsa Indonesia. Dimana, kearifan lokal Bangsa Indonesia sangat menjunjung tinggi adat istiadat, etika dan menjaga norma masyarakat serta norma agama.


Apakah yang dimaksud dengan kearifan lokal Wisata Jurang Kuping yakni, menjadi tempat menenggak minuman keras disertai ditemani perempuan pemandu lagu. Sungguh sangat ironi, kearifan lokal yang seharusnya menjadikan manusia lebih baik, dijadikan tameng untuk berbuat maksiat. (Bram)

Baca Juga

Pembaca

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama