Dikerjakan Asal Jadi, Megaproyek 200 Miliar Lebih Molor Tidak Sesuai Kontrak

 

Dikerjakan Asal Jadi, Megaproyek 200 Miliar Lebih Molor Tidak Sesuai Kontrak
foto:  Pekerjaan dilokasi proyek JLS tanggal 22 Desember 2022
    

Jawapes Sampang – Terkesan hanya cari untung saja, proses pengerjaan megaproyek Jalan Lingkar Selatan (JLS) Kota Sampang, Madura, molor dari batas waktu pelaksanaan yang sudah ditentukan hingga akhir masa kontrak tanggal 21 Desember 2022 kemarin.


Padahal sebelumnya sempat digembar gemborkan oleh Pemerintah kabupaten Sampang akan dikerjakan oleh kontraktor pelaksana - KSO dan manajemen kontruksi  yang sudah profesional. Namun nyatanya tidak mampu menyelesaikan pekerjaan sesuai target yang sudah ditentukan.


Tidak hanya itu, mega proyek JLS menggunakan dana pinjaman Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sekitar Rp 204,5 milliar, yang pastinya akan dibebankan kepada masyarakat Sampang hingga tahun 2027 melalui sumber pendapatan daerah untuk pelunasan pinjaman tersebut.


Menurut Kepala Dinas Pengerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Sampang Moh Zis, saat dikonfirmasi terkait molornya pelaksanaan dianggap hal biasa berdasarkan Peraturan Presiden (PERPRES) tentang Pengadaan Barang Jasa Pemerintah dimana pelaksana mempunyai hak untuk perpanjangan waktu menyelesaikan kontrak. Pihaknya saat ini  memberikan tambahan waktu hingga akhir Tahun 2022.


“Sesuai Kepres 50 hari, perpanjangan waktu penyelesaian megaproyek sampai 31 Desember 2022.akhir tahun ini,” entengnya.


Sikap enteng Dinas Pengerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Sampang, kini mendapat tanggapan dari R. H. Aulia Rahman, salah satu tokoh asal Kecamatan Torjun. Menurutnya, Ketidak Profesionalan pelaksana JLS hingga melebihi masa kontrak perlu dipertanyakan, sebab untuk lokasi pengerjaan JLS diketahui jauh dari kerawanan bencana alam dan banjir.


 "Tidak ada faktor bencana alam di lokasi megaproyek JLS baik banjir maupun gempa bumi,  kendalanya apa kok bisa molor. Apa karena dari modal atau memang pihak pelaksana proyek yang tidak becus," kata Aulia dengan penuh kritik dan tanya, (22/12/2022).


Lanjut salah satu Anggota DPRD Sampang yang masih berani secara langsung mengkritisi berbagai kebijakan Bupati Sampang Hebat Bermartabat yang kurang berpihak ke masyarakat termiskin se-Jatim. Sampai saat ini, lokasi megaproyek yang terkesan dibiarkan dijadikan ajang balap liar yang hampir memakan korban jiwa, itu seperti menghalalkan berbagai cara untuk menutupi berbagai penyimpangan dan ketidaksesuaian pada RKS dan RAB baik sebelum dan setelah masa kontrak berakhir.


"Lapisan aspal kedua ac-bc dan lapisan ketiga ac-wc dengan tebal total 10 cm yang masih dikerjakan di beberapa lokasi, belum lagi di beberapa lokasi induk kontruksi pokok pada pekerjaan utama yang tidak dikerjakan sampai sekarang," terang Aulia.


Dihimpun dari berbagai sumber, keberanian pihak pelaksana Megaproyek JLS melakukan berbagai penyimpangan  bukan tanpa alasan, di antaranya banyak golongan orang kuat mem-backup mulai oknum Tokoh masyarakat, DPRD dan beberapa pentolan partai, juga Bupati Swasta Sampang, ikut mengamankan dari berbagai sorotan LSM dan media maupun APH di Sampang untuk saat ini.  (Red/tim)


Pembaca

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama