LPEI Berkomitmen Tingkatkan Kapasitas Pelaku UMKM


 

Jawapes, JAKARTA - Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank terus berupaya untuk mendukung peningkatan ekspor nasional. Hal itu direalisasikan melalui pembiayaan,

penjaminan, asuransi ekspor dan jasa konsultasi.


Kepala Divisi Jasa Konsultasi LPEI Gerald S. Grisanto mengatakan bahwa pihaknya akan senantiasa turut serta mendukung upaya pemerintah pusat dalam program pemulihan ekonomi nasional (PEN). Bentuknya berupa layanan finansial dan non finansial kepada pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang berorientasi ekspor.


“Pada tahun 2022 ada 224 pelaku UMKM yang telah mendapatkan penyaluran pembiayaan dari LPEI. Yakni terhitung hingga Agustus,” ucapnya, Jumat (5/9/2022).


Tak puas sampai di situ, kata Gerald, LPEI terus berkomitmen untuk meningkatkan kapasitas UMKM agar bisa menembus pasar ekspor melalui layanan satu pintu. Mulai dari pelatihan, pendampingan, pembiayaan hingga asuransi.


“Kami optimis seluruh layanan tersebut mampu meningkatkan daya saing para pelaku UMKM nasional di pasar global,” ujarnya.


Menurut Gerald, langkah LPEI tersebut mempermudah pelaku UMKM dalam memperluas pasar ekspor melalui kegiatan business matching. Pihaknya berkolaborasi dengan FTA Center-Export Center Kementerian Perdagangan di Canberra Australia, Jeddah Arab Saudi, Lagos Nigeria, Busan Korea Selatan, dan London Inggris. Berdasarkan data dari BPS terkait potensi ekspor Indonesia tahun 2021 mencapai USD 231,6 miliar. Sehingga angka itu naik 41,92 persen jika dibandingkan periode yang sama

pada 2020 sebesar USD163,2 miliar.


"Sementara itu, secara kumulatif mulai Bulan Januari hingga Juli 2022, total ekspor Indonesia berhasil menembus USD 166,7 miliar atau tumbuh 36,3 persen secara year on year,” tambahnya.


Ada tiga provinsi di Indonesia penyumbang terbesar ekspor nasional pada Januari hingga Juli 2022. Yakni Jawa Barat dengan USD22,53 miliar atau setara 13,52 persen, Kalimantan Timur dengan USD19,67 miliar atau setara 11,80 persen, dan Provinsi Jawa Timur dengan USD14,86 miliar atau setara 8,92 persen.


“Seperti di Kalimantan Timur komoditas utama yang diekspor adalah bahan bakar mineral. Kemudian diikuti oleh lemak dan minyak hewan atau nabati, pupuk, bahan kimia anorganik, serta aneka produk kimia. Mayoritas diekspor ke Tiongkok, India, Filipina, Jepang dan Malaysia,” pungkasnya. (*)


Pembaca

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama