Kantor Bea dan Cukai Purwokerto Gelar Seminar Pelatihan Ekspor Bagi UMKM 3 Kabupaten


Jawapes, Banyumas - Kantor Bea dan Cukai Purwokerto menggelar Seminar Pelatihan Ekspor Bagi UMKM untuk 3 wilayah Kabupaten yakni Kabupaten Banyumas, Purbalingga dan Banjarnegara, Selasa (21/6/2022) di Aula setempat dengan tajuk "Mayuh Pada Ekspor, UMKM Naik Kelas, Ekonomi Tancap Gas". 

Hadir dalam kegiatan tersebut diantaranya Kepala Kantor Bea dan Cukai Purwokerto Erry Prastianto, Kasi Perbendaharaan Eko Herlambang Prasetio, Manager Penjualan Kurir dan Logistik PT. Pos Indonesia Persero Kantor Cabang Purwokerto Toto, Kepala Transektion Bank Internasional Bank Jateng Umi Rahmawati, Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Banyumas Joko Wiyono serta Peserta UMKM yang terdiri dari UMKM Banyumas, Purbalingga dan Banjarnegara.

Erry Prastianto Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Purwokerto menyampaikan, kegiatan pada hari ini memang kami langsan untuk teman-teman pengusaha UMKM. Dalam hal ini yang berdomisili di Kabupaten Banyumas, Purbalingga dan Banjarnegara, jadi bukan hanya pertama kali kami melaksanakan seperti ini, sudah keliling sebenarnya ke beberapa tiga Kabupaten ini. Namun kami ingin konsentrasikan, karena ini ada kaitannya dengan program dari Kantor Pusat Bea dan Cukai di Jakarta bahwa pada Minggu ini serentak di seluruh Indonesia mengadakan namanya UMKM Quick seminggu bersama UMKM. 

Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai Purwokerto, Erry Prastianto.

Apa sih kaitannya UMKM dengan Bea Cukai, inilah trigger yang ditantang oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani, bahwa kita diminta partisipasi untuk mendukung kegiatan UMKM. Indonesia sebagaimana kita ketahui bahwa UMKM itu banyak Instansi, banyak bidang lain yang menangani UMKM, jadi apa kaitannya dengan Bea dan Cukai. Nah ini bedanya dengan kita, disini UMKM -nya kita  rangsang untuk melakukan Ekspor, baik Ekspor langsung secara mandiri maupun tidak langsung. 

"Ekspor secara langsung itu dimana si UMKM bisa langsung berkontribusi melakukan kegiatan ekspor keluar negeri ataupun tidak langsung, tidak langsungnya apa, bisa melalui pengusaha jasa tiitipan seperti Kantor Pos atau menggunakan pihak ketiga, misalnya Perusahaan A melakukan pengiriman barang ke Perusahaan B lalu perusahaan B yang melakukan kegiatan ekspornya, padahal Perusahaan B sendiri tidak memproduksi barangnya itu, tapi dari perusahaan A, nah itulah ekspor tidak langsung," jelasnya.

Itu yang kami galakan, "Hayoo.. Semangat Ekspor". Jika ada yang tidak mengerti tentang prosedur ekspor, kita akan jelaskan, kita akan lakukan penelitian pelatihan maupun asistensi berkelanjutan. Ini bukan pertama kali, kami sudah beberapa kali melakukan asistensi bahkan UMKM yang ada di Purbalingga, Banjarnegara maupun Banyumas itu sudah dilakukan asistensi dan sudah ada beberapa yang melakukan kegiatan ekspor perdananya, itu yang kita senang. Berarti tujuan apa yang di prioritaskan dari Menteri Keuangan ini sudah tercapai, minimal di lingkungan Kabupaten.

Lebih lanjut Erry Prastianto mengungkapkan, bahwa jenis produknya sudah banyak dan ada macam-macam. Kemarin ada Gula Semut, ada juga namanya Salak, ada juga Pisau, Golok segala macam yang di Ekspor dari Banjarnegara, ada lagi produk seperti kesing-kesing kayu (alat untuk makan) catering sudah sampai di Ekspor ke Jepang, tapi langsung melalui perusahaan lain untuk melakukan kegiatan ekspornya, terangnya.

Pada acara ini, disampaikan oleh peserta UMKM dari sisi pembiayaan bagaimana karena kami pas-pasan, makannya kita undang disini dari pihak BPD Bank Jateng terkait pembiayaan dan sudah dijelaskan alur pembiayaannya. Itupun dari Bank BPD ada 2 narasumber yakni dari BPD Bank Jateng Provinsi dan BPD Cabang Purwokerto. Lalu bagaimana pengirimannya, pengirimannya macam-macam dan kita libatkan narasumber dari PT. Pos Indonesia Persero. Jadi sharing pengalaman dari PT. Pos Indonesia bahwa pengiriman itu mudah, ada yang murah, cepat, ada juga yang agak mahal, itu memang pilihan. 

"Bahkan ada studi bandingnya, beliau Pak Toto yang pernah bekerja di PT. Pos Indonesia Cabang Yogyakarta, dimana Pemdanya/Pemprov DIY itu bisa menanggung pembiayaan untuk UMKM Ekspor, kalau mau ngirim barang melalui Kantor Pos maka yang bayar adalah Pemkab/Pemprovnya sendiri. Kalau seandainya ada partisipasi dari pemkab/pemprov disini (Provinsi Jateng) bisa menggalang seperti itu akan senang. Hasil ini pun akan kita sondingkan dengan temen-temen di 3 Pemerintah Kabupaten. Kebetulan 3 Kabupaten sudah hadir semua, ada Kepala Dinas Pak Joko Wiyono dari Banyumas, ada 2 Kabid dari Banjarnegara dan Pak Adi dari Dinas Purbalingga," imbuh Erry. 

Dari sisi pembiayaan ada Bank BPD Jateng, dari sisi logistiknya ada PT. Pos Indonesia sedangkan fungsi dari Bea dan Cukai Purwokerto adalah jika seandainya memang ada Ekspor langsung yang terkendala dalam pembuatan dokumen-dokumennya akan kita ajarkan disini. Kami berharap apabila UMKM mines informasi terkait masalah Buyer di luar negeri, kami seharusnya bisa mencari data itu.

Erry menambahkan, untuk kualitas produk UMKM juga harus ditingkatkan, jangan membuat produk yang tidak sesuai spesifikasi yang dikehendaki di luar negeri. Minimal kita tau yang dibutuhkan diluar negeri seperti apa dan seharusnya kalau kita mau menggalakan UMKM, kita bukan parsia satu persatu lembaga atau instansi jalan masing-masing, tidak boleh. 

"Mudah-mudahan dari Instansi berkolaborasi dengan Pemerintah Daerah jadi satu, masalah prodak itu lebih baik ada media yang bisa mengkomunikasikan bahwa disetiap wilayah ada produk-produk yang di informasikan. Kalau UMKM tidak ada lembaga atau tempat penyaluran untuk informasi itu, sama saja jalan sendiri-sendiri semua," pungkasnya. 

Salah satu peserta dalam kegiatan mengatakan, bahwa ini dalam hal ini Kantor Bea Cukai sepertinya mau menjembatani kegiatan teman-teman UMKM yang produknya sudah target bernilai ekspor. Jadi kalau kedepan Bea Cukai Purwokerto bisa terus memfasilitasi kegiatan semacam ini, Insya Allah Ekspor UMKM Purwokerto bisa terealisasi, kata Kokos.

Kokos juga mengutarakan usaha yang sedang digeluti selama 10 tahun ini, bahwa dirinya sudah melakukan kegiatan Ekspor mulai tahun 2017 dengan usah produk Handycraft (kerajinan tangan) dari berbagai macam jenis pilihan.

Ia juga menyampaikan produksi yang dijalankannya berpusat di Purwokerto Kabupaten Banyumas, namun untuk memenuhi permintaan kebutuhan Ekspor melalui mekanisme produksi dilakukan diberbagai tempat dibeberapa Kabupaten yang ada di Jawa tengah. jadi lebih banyak memenuhi ekspor tidak bisa dalam satu titik. 

"Untuk bahan baku yang lagi trend dipasar Ekspor itu dari bahan Bambu, Kayu, Enceng gondok, Serabut Kelapa dan Mendong. Untuk produksinya ia memiliki bermacam item sedangkan untuk produk Ekspor lebih ke jenis kranjang dengan desain banyak pilihan. Selanjutnya untuk hasil kreatifnya tembus ke Amerika," ungkap Kokos saat pamerkan beberapa hasil produksinya. 

Kita dapat pembelajaran dalam seminar pelatihan di Bea Cukai Purwokerto ini mengenai bagaimana memulai ekspor, kemudian dari BPD Bank Jateng menjelaskan bagaimana mengenai pembiayaannya, lalu dari Kantor Pos menerangkan bagaimana kita dalam proses pengiriman barang.

Berdasarkan pengalamannya Kokos juga memberikan masukan atau motivasi, bahwa untuk para pelaku UMKM yang baru, khususnya di Banyumas untuk berusahalah dalam memproses inovasi produk. Intinya adalah produk tersebut kompetisinya tidak terlalu banyak, kemudian mencoba untuk mengolah bahan baku yang cukup melimpah di daerah ini untuk dibuat suatu produk yang memang sesuatu hal yang baru. Artinya, membuka pasar yang cukup luas. Ketika kita memiliki produk baru otomatis dengan bahan baku yang melimpah, kontinuenitas, kualitas itu terjamin untuk peluang Ekspor, tutupnya.(Cpt)

Pembaca

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama