Rencana Proyek Jalan Tol Ruas Cilacap - Yogyakarta Lewati 22 Desa 3 Kecamatan


Jawapes, Banyumas - Konsultasi Publik Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Banyumas bersama Kementerian PUPR melakukan audiensi tahap pertama, rencana proyek Jalan Tol ruas Cilacap - Yogyakarta sepanjang 118,825 Km kepada sejumlah warga dan para Kepala Desa, Senin Pagi (7/02/2022) Pukul 09.00 Wib di Pendopo Kecamatan Sumpiuh.

Hadir dalam kegiatan tersebut diantaranya, Konsultan PUPR, Camat Sumpiuh, Camat Tambak, 22 Kepala Desa dari 3 Kecamatan, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Banyumas, DPU Banyumas, Dinperkim Banyumas, Dinpertan KP Kabupaten Banyumas, Bappedalitbang Banyumas, Dishub Banyumas, Bhabinsa Koramil dan Bhabinkamtibmas (Tambak Sumpiuh, Kemranjen), LSM Agro Wilis, Satgas covid Kecamatan, Tokoh masyarakan dan perwakilan warga masyarakat.

Ini konsultasi publik, dimana permasalahan-permasalahan yang muncul diwilayah akan ditampung dan diajukan, baik dari sisi geografis, sosial, ekonomi kemasyarakatan. Kemudian kenapa kita ngotot dengan seksi tol karena jika tidak ada ya nanti perekonomian malah justru disini mati, sebab sudah melalui tol semua, wilayah ini kan jalur nasional.

Camat Sumpiuh, Ahmad Suryanto.

"Konsultasi publik ini supaya dicatat karena ini baru FS (Feasibility Study) atau kelayakan, karena kaitannya dengan lingkungan. Termasuk tadi ada penyampaian lahan sawah, itu kan kita juga harus bagaimana nantinya yang punya sawah juga harus beli lagi. Seperti pengalaman ditempat lain, hanya terlena yang pada akhirnya setelah sekian tahun tidak punya pekerjaan," ungkap Camat Sumpiuh Ahmad Suryanto saat dimintai penjelasan usai audiens.

Lanjut Ahmad, bahwa setelah ada pertemuan lagi, kita harus kawal. Pengalaman proyek jalan rel ganda kemarin, kan kena dampak. Ini tahap awal, setelah ini sonding ke pusat kemudian pengukuran lokasi asli lalu baru lelang. Dari lelang itu nanti yang akan membayarkan pihak pemenang lahan pembebasan, katanya.

Untuk pelaksanaan, nantinya yang terkena dampak ada 22 Desa dari 3 Kecamatan yakni Kecamatan Tambak 7 Desa, Kecamatan Sumpiuh ada 7 Desa dan Kecamatan Kemranjen ada 8 Desa, imbuhnya.

Dari ke 22 Desa tersebut antara lain, Kecamatan Tambak : Desa Palangkapan, Desa Gumelar Lor, Desa Gumelar Kidul, Desa Karangpetir, Desa Karangpucung, Desa Prembun, Desa Gebangsari. Kecamatan Sumpiuh : Desa Selandaka, Desa Karang Gedang, Desa Kemiri, Desa Pandak, Desa Kuntili, Desa Lebeng, Desa Selanegara , Kelurahan Sumpiuh. Kecamatan Kemranjen : Desa Sidamulya, Desa Grujugan, Desa Kebarongan, Desa Sirau, Desa Nusamangin, Desa Kecila Desa Sibalung dan Desa Sibrama.

Pemerhati lingkungan LSM Agro Wilis, Andi Zaelani.

Disisi lain menurut kacamata Pemerhati Lingkungan LSM Agro Wilis , Andi Zaelani menyampaikan bahwa terkait proyek strategi nasional sebenarnya sangat penting. Menurutnya, dari pihak terkait masih sebatas menjembatani dan belum terlihat ada solusi kerugian, baik secara sosial, ekonomi maupun budaya. Tol ini tidak memberikan dampak langsung secara ekonomi terhadap daerah ataupun masyarakatnya.

"Banyumas adalah sentral produksi padi, jika lebar tol 80 meter X sekian KM itu sudah berapa padi yang hilang dan secara otomatis akan berpengaruh terhadap ketahanan pangan," ujarnya.

Andi berharap, Pemda untuk memperhatikan kepentingan Kabupaten Banyumas dan kepentingan masyarakat terkait adanya tol ini. Kita semua harus mendukung pembangunan nasional namun perlu adanya sosialisasi yang transparan dan gamblang biar dikemudian hari tidak menjadi penyesalan atau permasalahan agar tercipta tujuan yaitu mensejahterakan masyarakat, tutupnya.(Cpt/Mugi Ir)


Pembaca

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama