Jawapes Surabaya - Perayaan Natal menjadi momen reflektif bagi umat Kristiani. Natal membawa manusia pada perenungan yang mendalam tentang iman, harapan, kerendah- hatian, dan kepedulian.
Seyogianya Natal dirayakan dengan kesederhanaan. Sederhana bukan berarti tanpa makna. Sebaliknya, kesederhanaan menyimpan banyak makna. Terpenting adalah bagaimana umat untuk selalu menempatkan Tuhan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam keluarga, pekerjaan, maupun bermasyarakat.
Seperti yang di lakukan oleh keluarga besar YOSEP TATO, mereka merayakan Natal fengan penuh kesederhanaan.
Tampaknya pagebluk virus Corona secara tidak langsung mau pun langsung menyadarkan umat manusia bahwa perayaan kelahiran Jesus Kristus seyogianya bukan dirayakan dengan kegermelapan.
”Rayakan Natal dengan kesederhanaan, cukupkan diri dengan apa yang ada. Jangan memaksakan sesuatu yang belum bisa kita raih. Namun, jika terus menghadirkan Allah, pasti Dia akan mencukupi apa yang kita perlukan,” ujar Yosep.
Sebagai masyarakat pluralis, dia juga berharap yang merayakan Natal untuk tertib dan menciptakan suasana aman.
Jangan sampai perayaan yang diutamakan kemudian kita tenggelam pada perayaan dan makna Natal sesungguhnya itu hilang. Yang penting dari Natal itu ialah refleksi iman kita di tengah kehidupan yang penuh tantangan
"Peringatan Natal pada hakikatnya adalah momentum bagi Umat Kristiani untuk meningkatkan kesadaran bahwa anugerah keselamatan telah Tuhan berikan bagi umat manusia. Hal ini perlu direfleksikan melalui perbuatan-perbuatan kebaikan, kesederhanaan, perhatian terhadap kaum lemah dan cinta kasih bagi sesama,” imbuh Yosep Tato di dampingi istrinya.
Natal menyadarkan kita akan kekudusan keluarga di mana orang saling menguduskan dengan cara mendekatkan diri kepada Tuhan dan saling mengasihi dengan cara peduli satu sama lain.
Harus mengingat bahwa dalam iman Kristiani, Allah datang ke dunia lewat Kehadiran- Nya di dalam satu keluarga.
( CSan/ YTato).
Pembaca
Posting Komentar