Kisah Kelam Lelen, PMI Asal Banyumas Keberangkatan Ilegal Melalui PT PJTKI Purwokerto


Lelen Arlinda diapit nenek dan kakeknya


Jawapes Banyumas - Dengan bermodalkan nekad demi merubah nasib atas iming-iming gemilang oleh seseorang untuk dipekerjakan menjadi PMI (Pekerja Migran Indonesia) melalui salah satu PT di Purwokerto, berujung duka dan penyesalan. Alhasil ternyata keberangkatannya melalui jalur tikus (ilegal) karena ketidak tauannya alias polos pengalaman, baik anaknya yang menjadi PMI maupun orang tuanya.

Lelen Arlinda merupakan warga Desa Karanggintung Kecamatan Kemranjen Kabupaten Banyumas sebagai PMI di Malaysia mengatakan, saat berangkat dari Purwokerto saya berdua berdasarkan petunjuk pihak pemilik PT dengan naik bis menuju Jogja dan sesampainya di Terminal Jogja dijemput oleh seseorang dan tidak tau namanya yang kemudian diantar ke Bandara Jogja untuk diterbangkan tujuan Batam. Setibanya di Batam dijemput lagi oleh seseorang laki-laki dan dianternya menuju ke Kapal tujuan Johor, lalu dijohor menginap sehari disalah satu hotel untuk menunggu agen Melayu yang nantinya akan dianter ke majikan pada tanggal 29 Januari 2020.

"Saat saya dan teman saya mendapat majikan, saat itu pula kita berpisah. Teman saya dapat majikan orang India dan saya dapat majikan orang Malaysia. Empat bulan lamanya saya bekerja, pada saat itu saya berusaha untuk kabur namun saya kena masalah dituduh mencuri. Pada akhirnya saya dikembalikan ke Agen," ungkapnya. 

Lanjut Lenti, setelahnya selang seminggu saya mendapatkan majikan ke 2 di malaka melalui Agen. Seminggu bekerja saya tidak betah dan pada akhirnya sayapun juga dituduh mencuri telephone genggam milik majikan dan melaporkan saya ke Polisi Malaysia hingga menjalani hukuman penjara selama 6 bulan. Dari situlah nasib buruk mulai dirasakan, jelasnya.

Paspor saya diminta Polisi, dan paspor itu adalah paspor perjalanan. Usai keluar dari tahanan, selama 7 bulan saya di mausakan ke Ameraction (pembuangan). Ada 200 lebih orang antar negara bercampur disitu, dimana jika mandi berbarengan di sungai bahkan ada pemukulan, perkelahian dan lain-lain. Saat di Amerection ada temen asal Medan yang mau pulang, sayapun berinisiatif titip nomor telepon untuk disampaikan ke keluarga saya, tuturnya kepada awak media, Selasa Siang (01/06/2021) dirumahnya.

Ditempat pembuangan, bermacam-macam perlakuan dan jika tidak nurut kena pukulan oleh petugas, apalagi jika berisik atau sampai gaduh. Bahkan disana juga ada yang sampai meninggal dunia dan dikubur dilokasi tempat pembuangan, imbuh Lelen.

Hal ini sebagai pengalaman pahit yang dialami oleh Lelen agar Pemerintah lebih selektif dan tegas terhadap pemilik PT. PJTKI atas profesional kinerjanya. Selain itu dari Pemerintah Desa juga perlu ikut serta dalam  mengawasi warganya bila dalam proses keberangkatan melalui PT untuk dipastikan berkas legalnya.(Cpt)

Pembaca

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama