Jawapes Surabaya - Jam di sekitar Jl.Sidotopo Jaya berkisar pukul 08.00 WIB masih pagi dalam ukuran waktu tetapi karena sebagian masyarakat terpaksa harus di liburkan atau meliburkan diri dari segala aktivitas karena terdampak virus Corona Covid 19 maka waktu tidak lagi menjadi ukuran.
Tiba di kediaman Hendrie Tim Anti Ning CORONA KBRS Perjuangan sudah di tunggu ibu-ibu.Rumah yang sekaligus di fungsikan sebagai Posko salah satu bakal calon walikota Surabaya itu bertambah ramai.Lebih dari biasanya.
Gambar baliho bakal calon walikota dari partai pemenang pemilu di Surabaya itu cukup menghalangi persiapan tim penyemprot dari sinar matahari pagi.
Senda gurau ibu-ibu memberi semangat tim untuk segera melaksanakan penyemprotan. Kopi yang di hidangkan dan jajanan yang di suguhkan telah rampung di nikmati.Gambaran masyarakat yang Gotong-royong tergambar dari rasa guyub dari masing-masing warga.
Tidak kurang anak-anak, kaum ibu dan para bapak mengikuti penyemprotan.Walaupun sudah di himbau tim agar tidak mengikuti masih saja meraka mengikuti.
Penyemprotan kali ini lain dari pelaksanaan di kampung-kampung sebelumnya. Semua rumah minta di semprot disinfektan sampai pada semua ruang rumah. Seperti di tempat lain ketua RT 01 RW 12 kelurahan Sidotopo kecamatan Semampir. Agung Budiono turut mengawal jalannya penyemprotan. Laki-laki muda yang energik itu membuka jalan di mana saja yang harus di semprot.
Temuan kasus ketika tim melakukan penyemprotan di Taman sepanjang Jalan Sidotopo Jaya l tersebut di jumpai ulat-ulat hitam yang menggerombol dalam jumlah yang tidak sedikit. Sambil menyemprotkan cairan disinfektan yang sudah berkali-kali di isi ulang pada tabung.Hasan Yanto menyarankan pada ketua RT agar melaporkan pada pihak RW atau pada kelurahan. Seberapa bahaya binatang kecil yang menggerombol di taman tersebut pada kehidupan warga.
Ibu-ibu saling menceritakan tentang adanya bantuan sembako di tempat lain. Dan membandingkan di daerahnya mengapa selama LAUK DAUN ( Bahasa guyonan ibu-ibu ) tidak pernah mendapatkan bagian sembako. Sambil mengikuti Hasan Yanto sekretaris KBRS Perjuangan yang melakukan penyemprotan.Ibu-ibu sering melontarkan pertanyaan yang di tujukan pada Yanto Banteng ketua KBRS Perjuangan yang selalu mendampingi sekretarisnya melakukan penyemprotan.
Saking seringnya di tanya tentang sembako akhirnya Yanto Banteng buka suara," Kami KBRS Perjuangan tidak tahu menahu perkara sembako.Siapa yang menyumbang,siapa yang di sumbang,dari mana di bagi kemana itu semua tidak dalam jangkauan kami.Tugas sosial kami ya seperti ini.Semprot sana semprot sini.Ada masyarakat yang membutuhkan tinggal hubungi kami kalau masih ada cairan disinfektannya In Syaa Allah kami segera meluncur tidak pakai lama.Kalau sampyan tanya dari mana kami memperoleh cairan disinfektan yang menurut ukuran kami lumayan mahal ya saya jawab yang penting tidak dari pemkot. Makanya monggo ibu-ibu kalau panjenengan tanya kapan dan siapa saja yang di bagi sembako ke pemkot saja. Barang kali kalau memang ada saya tak minta juga," Selorohnya.
Hujan mendadak turun dan curahnya lumayan lebat.Tim terpaksa harus rehat dan di minta oleh inisiator pelaksanaan di kampung padat pendudut itu.Untuk kembali di kediamannya.Sambil menunggu hujan redah tuan rumah menghentikan penjual soto daging yang melintas.
CORONA !
Pertanyaan semakin berat karena sebagian besar ibu-ibu tahu tentang istilah-istilah yang ada hubungannya dengan CORONA Covid 19 tetapi tidak tahu arti sebenarnya.Dan ini menjadikan bahan guyonan di antara mereka.
Giliran Hasan Yanto yang menjelaskan pertanyaan-pertanyaan yang terkadang di buat bahan candaan di antara mereka.Laki-laki yang di KBRS Perjuangan di tunjuk sebagai Sekretaris KBRS Perjuangan itu pun menjelaskan dengan gamblang. Apa perlu dan bahayanya apabila pemerintah menerapkan LOCK DOWN. Istilah terbarupun muncul menjadi unggah-ungguh bahasa menurut penuturan mereka.
" Ya, yang penting jangan sampai di PSPB pak " Sahut salah satu ibu yang di sambut tawa ibu-ibu lainnya.
"Benih PSPB bu " Sahut Hasan Yanto dengan logat bahasa daerah Madura yang kental.Sambil menerangkan maksud dari yang di sampaikan yaitu : Pembatasan Sosial Berskala Besar ( PSBB ).
Kampung yang terdiri dari lebih 100 kepala keluarga tersebut.Telah rampung di semprot.Sisa cairan disinfektan di tabung masih tersisa.Kembali di tanyakan pada ketua RT tempat mana atau rumah siapa saja yang terlewati.Setelah tidak satupun rumah terlewati.
Finish kembali di kediaman Hendrie. Dan selesailah tugas hari ini Minggu Kliwon, 19 Apil 2020.
TIM KBRS Perjuangan.
View
Posting Komentar