Menguji Kearifan Lokal 'Belah Ketupat', Sudahkah Pada Tempatnya?

Jawapes Tanggamus - Kabupaten Tanggamus dibentuk berdasarkan Undang-undang No. 2 Tahun 1997 yang diundangkan pada tanggal 3 Januari 1997 dan diresmikan menjadi Kabupaten pada tanggal 21 Maret 1997.

Sejak di bentuk, Kabupaten Tanggamus terus berbenah dalam berbagai hal. Salah satunya mengusung kearifan lokal dimana bangunan publik di cat dengan ciri khas Adat Tanggamus.

Salah satu yang menjadi perhatian Media Jawapes Biro Tanggamus adalah cat Belah Ketupat di sepanjang Jl. Ir. H. Juanda tepatnya dari jalur dua Pekon Terbaya sampai Kuripan Kecamatan Kota Agung.

Kami pun menemui salah satu tokoh adat Marga Benawang di kediamannya, Pun Alhuda Gelar Pangeran Wira Utama Suttan Raja di Lappung salah satu keturunan Pangeran di masa kejayaan Kerajaan Benawang (Paksi Marga Tuha) yang kala itu Panglima Perang andalannya Langguk Batin, Selasa (17/12/2019).

Pun Alhuda langsung bercerita tentang sejarah Belah Ketupat yg dijadikan icon Tanggamus.

"Dulu kala ada empat Panglima Perang dari Kerajaan Benawang yg sakti yaitu Latipah Handak, Manuk Miccukh, Khabal Lindung Mak Masin, Langguk Batin. Dari ke empat Panglima sakti tersebut, Langguk Batin lah yang paling tersohor di masa itu," ujar Pun mengawali ceritanya.

Lanjutnya, Panglima Langguk Batin itu tiap habis perang pasti bajunya robek tetapi badannya tidak luka sedikit pun. Dan setiap pulang  bajunya langsung di jahit oleh sang istri, itu dilakukan terus menerus setiap habis perang sampai dia meninggal dunia. Waktu dia meninggal, baju nya itu ditaruh di keranda nya. Karena diliat bagus langsung di abadikan oleh seorang seniman Lampung dan dijadikan Lelidung (Kain Adat Lampung) dipakai hingga sekarang.

Pun Alhuda himbau agar Belah Ketupat di pakai tidak hanya di kantor pemda Tanggamus, tetapi di kantor kantor seperti Kodim atau Kepolisian untuk menghargai jasa panglima perang kebanggaan kita Langguk Batin.

"Menanggapi Masalah cat Belah Ketupat digunakan di pot pot bunga atau ditengah jalur dua dari Terbaya sampai Kuripan kalau bisa jangan karena kita menghargai jasa leluhur kita dulu. Kalau mau di cat di pagar atau taman yang pinggir jalan usahakan minimal ketinggian 1,5 meter dari tanah agar tidak mudah terkena percikan air yang kotor, Karena itu adalah pakaian Panglima Perang leluhur kita, masa dia ditempatkan dibawah, jadinya kurang etis," pungkas Pun Alhuda.(ady)
Pembaca

1 Komentar

  1. Tabuk Pun 🙏
    Klo boleh tau siapa keturun LANGGUK BATIN itu sekarang,Karena menurut cerita Atin² saya kami juga keturunan LANGGUK BATIN,tidak terputus sampai sekarang🙏

    BalasHapus

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama