Habiskan Milyaran Rupiah, Proyek L-Gutter di Kecamatan Pilangkenceng Rusak Parah

kerusakan cukup parah
Jawapes Madiun - Proyek L-Gutter yang baru dibangun dan merosot di sepanjang aliran sungai Bengawan Solo di Desa Wonoayu hingga Desa Purworejo Kecamatan Pilangkenceng Kabupaten Madiun, sekarang pun juga mengalami kerusakan cukup parah, dimana Teping Penahan Tanah yang dibuat di Dukuh Njetak Desa Purworejo Kecamatan Pilangkenceng ambrol.

Proyek yang diperkirakan menelan anggaran milyaran rupiah itu masih dibawah naungan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Propinsi Jawa Timur, diduga tidak sesuai spesifikasi (Spek) dan Rencana Anggaran Belanja (RAB), karena selain l-gutter banyak yang melorot, teping penahan tanahnya sudah ambrol, dikarenakan campurannya kurang semen.

Ketua Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) LSM GMBI (Lembaga Swadaya Masyarakat Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia) Kecamatan Mejayan Distrik Madiun Raya, Sabtu (28/12/2019) Muhammad Nurhadi atau biasa dipanggil dengan Gus Nur saat ditemui media Jawapes di lokasi proyek mengatakan, bahwa proyek ini dalam pengerjaannya kami duga tidak sesuai dengan Spek dan RAB, karena campurannya terlihat kurang semen.

"Kami akan meminta kepada pihak yang terkait bertanggung jawab atas proyek tersebut, apabila tidak ada tanggapan atau tindakan, kami akan meneruskan sampai ke pusat," pungkasnya.

Kewajiban memasang plang papan nama tersebut tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 54 Tahun 2010 dan Perpres Nomor 70 Tahun 2012. Selain itu ada Permen PU No.12 Tahun 2014 tentang pembangunan drainase, infrastruktur, jalan dan proyek irigasi. Regulasi ini mengatur setiap pekerjaan bangunan fisik yang dibiayai negara wajib memasang papan nama proyek.

Diproyek ini tidak ada papan proyek yang terpasang, apakah disengaja oleh kontraktor atau mereka lalai memasangnya?

Tragisnya proyek teping pemasangan l-gutter ini sekarang sudah berhenti pengerjaannya, walaupun proyek belum selesai.

Salah satu warga Desa Wonoayu yang tidak berani disebut namanya saat ditemui media Jawapes mengatakan, bahwa proyek sudah berhenti pengerjaannya mulai tanggal 21 Desember 2019 lalu, jadi sudah hampir seminggu tidak ada yang bekerja diproyek ini.(Is) bersambung.... 

Pembaca

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama