Jawapes Sidoarjo - FPK (Forum Pembauran Kebangsaan) menggelar "Semalam Nusantara" bertajuk 'Merajut Kebersamaan dan Kebhinnekaan' di Alun-alun Kabupaten Sidoarjo, Sabtu (9/11/2019), menampilkan seni dan budaya khas masing-masing daerah yang diikuti oleh ratusan warga terdiri dari 17 etnis yaitu etnis Jawa, Toraja, Padang, Batak, NTT, Ambon, Sunda, Minahasa, Flores, Papua, Nias, Madura, Bugis, Manado, Arab, Aceh, Maluku sampai Tionghoa.
Bupati Saiful Ilah yang membuka kegiatan tersebut merasa bangga dan bersyukur atas keberadaan mereka di Kota Delta Sidoarjo yang bisa hidup berdampingan dengan rukun dan penuh kedamaian. Ia mengakui bangsa Indonesia yang merupakan negara kepulauan mempunyai ciri khas masing-masing, mulai suku, ras dan budaya.
”Meski beda tapi semuanya tetap dalam kesatuan Berbangsa dan Negara Indonesia. Bhineka Tunggal Ika,” kata Bupati.
Dengan memegang kuat falsafah Bhinneka Tunggal Ika, kata Bupati Saiful Ilah, meski sampai saat ini bangsa Indonesia masih menghadapi cobaan berbagai konflik vertikal maupun horizontal, tapi tetap tidak sampai tergoyahkan. Berbagai konflik yang timbul itu disebabkan banyak hal. Diantaranya, isu globalisasi, demokratisasi, transformasi Iptek, penegakan hukum sampai masalah HAM.
Karena itu, tegas Bupati Sidoarjo, H Saiful Ilah, Pemkab Sidoarjo akan memantapkan posisi Forum Pembauran Kebangsaan (FPK). Karena adanya forum ini sangat mendukung sekali terciptanya stabilitas politik, keamanan serta ketentraman dan ketertiban umum.
Bupati menyampaikan, kalau keberadaan FPK ini telah diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 34 tahun 2006 Tentang Penyelenggaraan Pembauran di Daerah.
“Pemerintah Kabupaten Sidoarjo memantapkan posisi Forum Pembauran Kebangsaan untuk berkewajiban juga melindungi masyarakat, menjaga persatuan dan kesatuan di daerah serta keutuhan NKRI,” jelasnya.
Dalam kesempatan itu, Ketua FPK Sidoarjo, H. Achmad Amir Aslichin mengatakan, salah satu tujuan kegiatan ini untuk mensinergikan para etnis nusantara yang ada di Kab Sidoarjo. Diharapkan, identitas suatu ras, suku dan etnis yang ada di Kab Sidoarjo tidak akan hilang, tetap terjaga. Selain itu kegiatan seperti ini diharapkan dapat menjaga situasi kondusif di wilayah Sidoarjo.
Ditambahkan, Achmad Amir Aslichin mengatakan pelaksanaan acara ini merupakan yang kelima yang mana sebelumnya pernah dilaksanakan pada tahun 2015 dan pada saat itu baru diikuti 13 etnis.
“Alhamdulillah untuk tahun ini bisa diikuti 18 etnis, di antaranya Aceh, Batak, Nias, Padang, Palembang, Jawa, Bala Ngapak, Madura, Bali, Flores, Bugis, Toraja, Minahasa, Manado, Maluku, Ambon, Papua dan Arab,” ujar Amir Aslichin.
Beberapa seni dan budaya yang tampil di antaranya adalah Tari Sekar Jagat dari Bali, Tari Panah dari Ambon, Tari Saman dari Aceh, Lagu-lagu Adat Daerah Etnis Batak hingga musik Gambus Arab.
Hadir juga pada acara tersebut Wakil Bupati Sidoarjo H. Nur ahmad Syaifuddin S.H., dan Anggota DPRD Sidoarjo, perwakilan Forum Pembauran Kebangsaan Provinsi Jawa Timur, serta Forkopimda Sidoarjo.(tyaz/kom)
View
Bupati Saiful Ilah yang membuka kegiatan tersebut merasa bangga dan bersyukur atas keberadaan mereka di Kota Delta Sidoarjo yang bisa hidup berdampingan dengan rukun dan penuh kedamaian. Ia mengakui bangsa Indonesia yang merupakan negara kepulauan mempunyai ciri khas masing-masing, mulai suku, ras dan budaya.
”Meski beda tapi semuanya tetap dalam kesatuan Berbangsa dan Negara Indonesia. Bhineka Tunggal Ika,” kata Bupati.
Dengan memegang kuat falsafah Bhinneka Tunggal Ika, kata Bupati Saiful Ilah, meski sampai saat ini bangsa Indonesia masih menghadapi cobaan berbagai konflik vertikal maupun horizontal, tapi tetap tidak sampai tergoyahkan. Berbagai konflik yang timbul itu disebabkan banyak hal. Diantaranya, isu globalisasi, demokratisasi, transformasi Iptek, penegakan hukum sampai masalah HAM.
Karena itu, tegas Bupati Sidoarjo, H Saiful Ilah, Pemkab Sidoarjo akan memantapkan posisi Forum Pembauran Kebangsaan (FPK). Karena adanya forum ini sangat mendukung sekali terciptanya stabilitas politik, keamanan serta ketentraman dan ketertiban umum.
Bupati menyampaikan, kalau keberadaan FPK ini telah diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 34 tahun 2006 Tentang Penyelenggaraan Pembauran di Daerah.
“Pemerintah Kabupaten Sidoarjo memantapkan posisi Forum Pembauran Kebangsaan untuk berkewajiban juga melindungi masyarakat, menjaga persatuan dan kesatuan di daerah serta keutuhan NKRI,” jelasnya.
Dalam kesempatan itu, Ketua FPK Sidoarjo, H. Achmad Amir Aslichin mengatakan, salah satu tujuan kegiatan ini untuk mensinergikan para etnis nusantara yang ada di Kab Sidoarjo. Diharapkan, identitas suatu ras, suku dan etnis yang ada di Kab Sidoarjo tidak akan hilang, tetap terjaga. Selain itu kegiatan seperti ini diharapkan dapat menjaga situasi kondusif di wilayah Sidoarjo.
Ditambahkan, Achmad Amir Aslichin mengatakan pelaksanaan acara ini merupakan yang kelima yang mana sebelumnya pernah dilaksanakan pada tahun 2015 dan pada saat itu baru diikuti 13 etnis.
“Alhamdulillah untuk tahun ini bisa diikuti 18 etnis, di antaranya Aceh, Batak, Nias, Padang, Palembang, Jawa, Bala Ngapak, Madura, Bali, Flores, Bugis, Toraja, Minahasa, Manado, Maluku, Ambon, Papua dan Arab,” ujar Amir Aslichin.
Beberapa seni dan budaya yang tampil di antaranya adalah Tari Sekar Jagat dari Bali, Tari Panah dari Ambon, Tari Saman dari Aceh, Lagu-lagu Adat Daerah Etnis Batak hingga musik Gambus Arab.
Hadir juga pada acara tersebut Wakil Bupati Sidoarjo H. Nur ahmad Syaifuddin S.H., dan Anggota DPRD Sidoarjo, perwakilan Forum Pembauran Kebangsaan Provinsi Jawa Timur, serta Forkopimda Sidoarjo.(tyaz/kom)
View
Posting Komentar
Hi Please, Do not Spam in Comments