Jawapes Ponorogo - Bersih desa atau biasa disebut bedah bumi merupakan ungkapan rasa syukur kepada Tuhan YME atas nikmat yang telah diterima. Dengan sedekah bumi atau bersih desa, diharapkan desa tersebut terbebas dari segala balak atau musibah sehingga desa menjadi damai, tentram, aman, sejahtera dan lancar dalam menjalankan pemerintahan serta pembangunan.
Pemerintah Desa Maguwan Kecamatan Sambit, Kabupaten Ponorogo, melestarikan tradisi sedekah bumi ini sebagai warisan leluhur yang selalu diadakan setiap tahun yang jatuh pada hari Jumat Kliwon, pada bulan Selo (bulan Jawa). Pada tahun ini, bersih desa di Desa Maguwan diselenggarakan dengan rangkaian acara, Kamis (18/7/2019) diadakan istighotsah dan doa bersama di Paseban Beji Desa Maguwan. Pada hari Jumat Kliwon (19/7/2019), diadakan ritual sedekah bumi di Beji Desa Maguwan, kemudian dilanjutkan pagelaran kesenian wayang kulit, dengan menampilkan dalang Ki Tukiman dari Tugurejo, Sawoo, dengan menceritakan lakon Sri Boyong, bertempat di Paseban Beji Maguwan. Bersamaan pagelaran wayang kulit tersebut, digelar kesenian Gajah-gajahan di lapangan Desa Maguwan dan Reog Ponorogo di halaman Balai Desa Maguwan.
Pada malam harinya digelar lagi kesenian wayang kulit yang bertempat di halaman Balai Desa Maguwan, dengan menampilkan dalang Ki Guritno Purwo Carito, dari Badegan, Ponorogo, dengan menceritakan lakon Pendowo Kumpul. Namun sebelumnya diawali dengan penampilan dalang cilik asal Desa Maguwan Ki Josh Hafid.
Kepala Desa Maguwan, Endang Sunarwiyati, menyampaikan bahwa bersih desa di Desa Maguwan, sudah menjadi tradisi sejak dulu dengan menggelar kesenian Wayang Kulit siang- malam, yang bertempat di Paseban Beji Maguwan siang hari dan malamnya di Balai Desa Maguwan.
Endang Sunarwiyati berharap dengan bersih desa tersebut, nantinya Desa Maguwan akan semakin aman, damai, tentrem totoraharjo, gemah-ripah, lohjinawi, pembangunan lancar, masyarakat makmur, sejahtera.
"Saya berharap kepada Pemdes Maguan dan masyarakat bisa bersinergi dalam membangun desa untuk mencapai pembangunan yang merata, adil makmur dan sejahtera," pintanya.(Gst)
View
Pemerintah Desa Maguwan Kecamatan Sambit, Kabupaten Ponorogo, melestarikan tradisi sedekah bumi ini sebagai warisan leluhur yang selalu diadakan setiap tahun yang jatuh pada hari Jumat Kliwon, pada bulan Selo (bulan Jawa). Pada tahun ini, bersih desa di Desa Maguwan diselenggarakan dengan rangkaian acara, Kamis (18/7/2019) diadakan istighotsah dan doa bersama di Paseban Beji Desa Maguwan. Pada hari Jumat Kliwon (19/7/2019), diadakan ritual sedekah bumi di Beji Desa Maguwan, kemudian dilanjutkan pagelaran kesenian wayang kulit, dengan menampilkan dalang Ki Tukiman dari Tugurejo, Sawoo, dengan menceritakan lakon Sri Boyong, bertempat di Paseban Beji Maguwan. Bersamaan pagelaran wayang kulit tersebut, digelar kesenian Gajah-gajahan di lapangan Desa Maguwan dan Reog Ponorogo di halaman Balai Desa Maguwan.
Pada malam harinya digelar lagi kesenian wayang kulit yang bertempat di halaman Balai Desa Maguwan, dengan menampilkan dalang Ki Guritno Purwo Carito, dari Badegan, Ponorogo, dengan menceritakan lakon Pendowo Kumpul. Namun sebelumnya diawali dengan penampilan dalang cilik asal Desa Maguwan Ki Josh Hafid.
Kepala Desa Maguwan, Endang Sunarwiyati, menyampaikan bahwa bersih desa di Desa Maguwan, sudah menjadi tradisi sejak dulu dengan menggelar kesenian Wayang Kulit siang- malam, yang bertempat di Paseban Beji Maguwan siang hari dan malamnya di Balai Desa Maguwan.
Endang Sunarwiyati berharap dengan bersih desa tersebut, nantinya Desa Maguwan akan semakin aman, damai, tentrem totoraharjo, gemah-ripah, lohjinawi, pembangunan lancar, masyarakat makmur, sejahtera.
"Saya berharap kepada Pemdes Maguan dan masyarakat bisa bersinergi dalam membangun desa untuk mencapai pembangunan yang merata, adil makmur dan sejahtera," pintanya.(Gst)
View
Posting Komentar